SuaraJatim.id - Berawal dari rasa keprihatinan banyaknya sampah kardus dan plastik di lingkungannya, Imam Wahyu (40) berkolaborasi dengan Nunki Abdurrahman (26), warga Sido Kumpul kabupaten Gresik, Jawa Timur. Mereka membuat terobosan warung kopi dengan alat bayar berupa sampah.
Warkop Sampah yang berada di jalan Keramat Langoon 58 Sido Kumpul ini baru berdiri awal Agustus 2019. Hingga bulan September ini sudah mengumpulkan 100 kilogram sampah dari botol plastik, kardus dan lain-lain yang ditukarkan pengunjung dengan segelas kopi.
Ada beberapa jenis sampah yang bisa di tukar dengan kopi melalui voucher, seperti sampah Ecobrick, Kardus Bekas, Plastik, Botol plastik bekas, sak semen bekas, kertas bekas, dan Kaleng Kosong bekas.
Imam Wahyu, yang juga sebagai ketua karang taruna mengatakan Kopi Sampah ini tidak hanya membayar kopi dengan sampah, tapi bisa juga melakukan transaksi pembayaran dengan uang tunai.
Baca Juga:Desa Kedas Bali Majukan Ekonomi Masyarakat Lewat Pengolahan Sampah
"Pengunjung yang mau ngopi di sini bisa membayar dengan sampah yang sesuai dengan daftar, lalu kita akan memberikan voucer yang kemudian di tukar dengan segelas kopi. Bisa juga membayar dengan uang tapi lebih bagus lagi membayar dengan sampah," kata Imam, Sabtu (14/9/2019).
Bapak satu anak ini menceritakan sebelum memulai ide ngopi bayar sampah ini, dirinya lebih dulu membuat kerajinan dari bahan daur ulang sampah seperti kardus bekas dan plastik bekas yang dikembangkan bersama pemuda-pemuda karang taruna di desanya.
"Sebelumnya, karang taruna desa Sido Kumpul sudah membuat kerajinan dari sampah terutama dari sampah kertas dan plastik yang kita buat kerajinan. Setelah jadi, kerajinan itu kita jual," ujar Imam.
Hal senada diungkapkan Nunki, tujuan awal membuat 'Kopi Sampah' ingin mengurangi sampah kertas dan plastik yang di sekitarn tempat tinggalnya yang tidak terpakai. Selain itu yang terpenting untuk membuat generasi muda di desanya untuk lebih peduli dan sadar pada lingkungan.
Ia juga menilai sampah plastik sangat tidak ramah bagi lingkungan, sebab sampah dari plastik sangat lama terurai oleh tanah. Untuk itu, ia lebih menyukai jika ada pengunjung yang datang ke warung dengan menukarkan botol plastik bekas.
Baca Juga:KLHK Akan Buat Peraturan Tentang Sampah Beracun, Aki sampai Popok Bayi
"Alhamdulillah, hingga hari ini sekitar 100 kilogram sampah yang sudah terkumpul dari hasil ngopi bayar sampah ini. Tapi yang utama, memberi edukasi kepada generasi milenial untuk sadar lingkungan," ucap Nunki pemilik warung sampah.
- 1
- 2