Sebanyak 120 Pengungsi Kerusuhan Wamena Telah Tiba di Malang

Sesampainya di Bandara Abdulrachman Saleh Kabupaten Malang, ratusan pengungsi transit di Kantor Bakorwil III Malang Pemprov Jatim.

Chandra Iswinarno
Kamis, 03 Oktober 2019 | 23:50 WIB
Sebanyak 120 Pengungsi Kerusuhan Wamena Telah Tiba di Malang
Pengungsi kerusuhan Wamena tiba di Malang pada Rabu (2/10/2019). [Suara.com/Aziz Ramadani]

SuaraJatim.id - Sejumlah 120 pengungsi kerusuhan Wamena Papua tiba di Lanud Abdulrachman Saleh Kabupaten Malang Jawa Timur, Rabu sore (2/10/2019). Mereka langsung didata Dinas Sosial Pemprov Jatim untuk segera pulang ke daerah asal masing-masing.

Informasi yang dihimpun, pengungsi terdiri dari 105 dewasa dan 15 anak - anak. Mayoritas berasal dari Jawa Timur, seperti Lumajang, Probolinggo, Banyuwangi, dan Madura. Ada pula dari luar Jatim, yakni Solo Jawa Tengah.

Mereka diantar dari Papua menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU. Sesampainya di Bandara Abdulrachman Saleh Kabupaten Malang, ratusan pengungsi transit di Kantor Bakorwil III Malang Pemprov Jatim.

Setelah menikmati santap makan, petugas Dinas Sosial melakukan pendataan. Sebagai tanda sudah terdata, petugas mencap stempel pada tangan masing-masing.

Baca Juga:Warga Papua: Pemerintah Tak Adil Tangani antara Pengungsi Wamena dan Nduga

Mayoritas pengungsi terlihat lelah. Diduga keletihan akibat perjalanan selama proses evakuasi. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga tampak menyapa dan menghibur setiap pengungsi. Khofifah sempat bertanya, adakah yang ingin tinggal dulu di Malang? Namun ditolak.

"Langsung pulang Bu. Sudah kangen keluarga," teriak salah satu pengungsi.

Sementara itu, salah seorang pengungsi Tina (40) warga domisili Banyuwangi menuturkan saat kerusuhan sekitar pukul 09.00 WIB, Senin 23 September, ia sedang berjualan di toko kelontong yang menjadi satu dengan rumahnya di Jalan Hom-Hom Wamena. Mendengar ada massa kerusuhan, Ia dan saudaranya bersembunyi di dapur.

"Rumah kami dilempari batu besar-besar," tuturnya.

Setelah dirasa tenang, Tina dan keluarganya serta tetangga memutuskan mengungsi ke tempat lebih aman.

Baca Juga:Wiranto Klarifikasi Ucapan Pengungsi Gempa Ambon Bebankan Pemerintah

"Kami dibantu diselamatkan orang-orang Biak (warga Papua)," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini