SuaraJatim.id - Ketua Dewan Kesenian Kota Surabaya Chrisman mengungkapkan lembaganya hanya mendapatkan anggaran tahunan Rp 22 juta dari Pemerintah Kota Surabaya. Anggaran itu dianggarkan lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD.
Itu juga yang menjadi alasan dalam beberapa tahun terakhir Dewan Kesenian Surabaya tidak mengambil alokasi anggaran dana hibah yang diberikan oleh Pemkot Surabaya.
“Tidak, tidak ada apa-apa hanya murni sebagai pengingat saja. Kenapa? Begini, untuk Jakarta itu besaran dana yang didapat Dewan Kesenian sebesar 17 Milliar-an. Sebagai kota terbesar kedua, harusnya Surabaya ini paling tidak setengahnya. Tapi faktanya bagaimana? Kita hanya diberi Rp 22 Juta saja,” ujar Chrisman.
Pria yang siap memulai periode keduanya sebagai Ketua DKS ini secara blak-blakan mengaku jika besaran alokasi dana itu tidak begitu berarti.
Baca Juga:Wali Kota Risma Larang Warga Surabaya Konvoi di Malam Tahun Baru
“Rp 22 juta per tahun, jika dibagi seluruh anggota DKS, maka per orang hanya mendapatkan 30 rupiah saja untuk pengembangan,” cetusnya.
“Untuk sewa ponten umum saja, itu dua ribu. Ini 30 rupiah. Itu lah yang akan saya perjuangkan untuk teman-teman seniman. Tapi kalau nggak diakomodir ya nggak apa-apa, seniman ini masyarakat merdeka kok,” tegas Chrisman lebih lanjut.
Menanggapi hal itu, Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana memastikan jika fokus pengembangan SDM bakal jadi program Pemkot ke depan. Termasuk untuk mengakomodir para seniman.
“Pemerataan pembangunan infrastruktur, SDM, dan ekonomi. Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru melalui destinasi wisata akan kita bangun. Termasuk salah satunya adalah pengembangan potensi wilayah,” ujar pria yang digadang-gadang menjadi suksesor Wali Kota Risma di Pilwali Surabaya 2020 ini.
Baca Juga:Wali Kota Risma Ikut Padamkan Kebakaran, Warganet Malah Sebut Cari Muka