Dari sisi eksternal, lanjut Sulaisi, Achmad Fauzi memiliki sisi negatif. Ada jejak korupsi yang tak dapat dibantah terkait PI Migas.
Jejak korupsi ini menurutnya bisa saja diolah oleh lawan politiknya. Jika dilakukan secara masif bukan tidak mungkin akan mengganggu laju Fauzi-Eva.
"Saya menerbitkan buku dengan judul Skandal Bellezza. Isinya tentang korupsi PI Migas Sumenep," terang pria yang juga DWP APSI Jatim ini.
Sementara Nyi Eva adalah representasi dari Muslimat NU yang memiliki basis massa ideologis yang jelas dan tak mudah terpengaruh propaganda.
Baca Juga:ASN Pemkab Sumenep yang Curi Sepeda Ontel Diberhentikan Sementara
Namun istri Ketua MUI, KH Safraji ini punya track record dua kali kalah dalam mencalonkan diri di posisi Cawabup. Masing-masing ada Pilkada 2010 dan 2015.
Berbeda dengan Fauzi, Nyai Eva tak punya beban sejarah kecuali dua kali kalah. Salah satunya karena menejemen dan pengelolaan tim kurang baik. Nyai Eva punya kecenderungan tidak percaya penuh terhadap kinerja Timses.
"Kelemahan itu tergantung Fauzi, apakah bisa ikut ritme PDIP atau tidak. Itu aja dulu. Mengenai lain-lain nanti setelah ada lawannya," ucapnya mengakhiri pembicaraan.
Kontributor : Muhammad Madani
Baca Juga:Curi Sepeda Ontel, Oknum ASN Pemkab Sumenep Nyaris Dihajar Massa