Polisi Jatim Akan Periksa Terduga Pendeta Cabul Surabaya, Pemerkosa Anak

Perkosa anak gadis usia 9 tahun selama 17 tahun hingga mau manikah.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 05 Maret 2020 | 11:57 WIB
Polisi Jatim Akan Periksa Terduga Pendeta Cabul Surabaya, Pemerkosa Anak
Gereja HFC yang berada di Jalan Embong Sawo Surabaya. (Suara.com/Ali)

SuaraJatim.id - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim akan segera memanggil pendeta HL untuk dimintai keterangan dalam kasus dugaan pencabulan anak dibawah umur. Namun belum ada penjelasan pasti kapan akan dilayangkan surat panggilan tersebut.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim Kombes Pol Pitra Ratulangie mengatakan, kasus ini masih dipelajari dan segera mengagendakan pemanggilan.

"Masih kita pelajari kasusnya. Pastinya kita akan proses kasus ini," ujar Pitra pada Suara.com, Kamis (5/3/2020).

Menanggapi kasus ini, Pitra menyayangkan adanya seorang pemuka agama atau orang yang dipercaya telah melakukan tindakan kriminal.

Baca Juga:17 Tahun Cabuli Anak, Gereja Tarik Aset Pendeta HL di Surabaya

"Harus ditangkap itu. Panutan harusnya memberikan contoh yang bagus," pungkas Pitra.

Sebelumnya, seorang pendeta di Surabaya diduga mencabuli jemaatnya. Tak tanggung-tanggung, pendeta berinisial HL ini mencabuli korbannya selama 17 tahun atau sejak korban berumur 9 tahun.

Jeanie Latumahina, aktifis perempuan yang diminta mengawal kasus yang telah dilaporkan ke Polda Jatim pada 20 Februari 2020 dengan nomor LPB/ 155/ II/ 2020/ UM/ SPKT itu menceritakan, terungkapnya kasus ini berawal ketika korban berinisial IW (26) akan melangsungkan pernikahan.

Keluarga IW menyampaikan, bawah pemberkatan pernikahan akan dilangsungkan di gereja yang dipimpin Pendeta HL. Namun dengan histeris IW menolak keras jika pemberkatan dipimpin Pendeta HL.

"Jadi ketika anak ini akan melangsungkan pernikahan di gereja tersebut, dia menolak. Dia akhirnya menceritakan hal yang semestinya tidak terjadi di tempat ibadah itu," cerita Jeanie ditemui di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jatim, Senin (2/3/2020).

Baca Juga:Sejak Kasus Dugaan Pencabulan Terkuak, Pendeta HL Tak Terlihat di Gereja

Atas terbongkarnya aksi bejat itu, lanjut Jeanie, korban mengalami depresi berat. Menurutnya saat ini yang dibutuhkan oleh korban yakni dukungan dari keluarga dan masyarakat.

"Kehadiran kami disini memberikan support. Karena dia mengungkapkan sesuatu yang semestinya tidak dialami oleh perempuan- perempuan Indonesia, dan saya sangat sedih akan hal ini apalagi dilakukan oleh orang yang semestinya dia menjadi pemimpin dan dia membimbing anak tersebut," ujarnya.

Jadi, lanjutnya, Jeannie juga menyuarakan untuk perempuan-perempuan Indonesia, ketika mereka mengalami kekerasan dalam bentuk apapun jangan pernah merasa takut untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib.

"Karena ada undang-undang perlindungan perempuan dan anak yang mengatur dan memang melindungi hak-hak perempuan dan anak di Indonesia," tukasnya.

Dirinya juga berharap, pihak kepolisan segera mengungkap kasus ini dengan jelas. Biar tidak ada lagi perempuan di Indonesia jadi korban kekerasan sekssual.

"Pastinya, saya pikir penyidik di Polda Jatim akan mengungkapkan hal ini secara jelas ya. Saya hadir di sini sebagai permintaan dari keluarga korban untuk melihat proses yang sudah dilaporkan di Polda Jatim," pungkasnya.

Sementara Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo saat ditanya sejauh mana penyelidikan kasus ini, masih belum bisa memberikan penjelasan secara ditail.

"Saya pelajari berkas perkaranya dulu ya," katanya.

Kontributor : Achmad Ali

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini