Wali Kota Takut Lockdown Blitar: Masyarakat Bisa Resah

Blitar sudah masuk zona merah.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 30 Maret 2020 | 14:55 WIB
Wali Kota Takut Lockdown Blitar: Masyarakat Bisa Resah
Kedatangan rombongan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar di Stasiun Blitar. [Istimewa]

SuaraJatim.id - Pelaksana Tugas Wali Kota Blitar Santoso takut menutup daerahnya karena wabah virus corona. Sementara Kota Blitar sudah masuk zona merah penyebaran virus corona.

Berdasarkan data yang dirilis Pemprov Jawa Timur, Kota Blitar menjadi zona merah usai satu warganya dinyatakan positif virus corona. Diketahui, pasien tersebut ialah Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar Syaikul Munib.

Pasien tersebut tinggal di Kelurahan Tanjungsari Kota Blitar. Santoso mengatakan langkah yang diambil pemerintah ialah melakukan tracking siapa saja yang sudah kontak erat dengannya. Dinas Kesehatan juga diminta untuk berkoordinasi dengan Dinkes tetangga.

Santoso juga membenarkan, pasien tersebut baru saja mengikuti bimtek haji di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Beberapa hari setelahnya baru mengalami gangguan kesehatan. Santoso menegaskan meski satu warga Kota Blitar positif virus corona, ia menangaskan belum mengambil langkah karantina wilayah. Hal ini untuk meredam keresahan masyarakat.

Baca Juga:Minta Jakarta Lockdown, Anies Kirim Surat ke Jokowi

"Walaupun beberapa daerah sudah ditetapkan sebagai zona merah namun kami tidak bisa secepat itu (karantina wilayah) sebelum ada data yang resmi dari lembaga yang resmi. Kenapa? Untuk menghindari keresahan masyarakat," tegasnya di Blitar, Senin (30/3/2020).

Menurut Santoso, dalam penyampaian informasi kepada masyarakat tidak bisa serta merta dilakukan. Perlu beberapa kali proses untuk klarifikasi meski kekinian satu warganya positif virus corona.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar dr. Muhammad Muchlis mengatakan kondisi Syaikul Munib stabil dan baik. Bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, pihaknya berkolaborasi melakukan traccing atau penelusuran siapa saja yang pernah kontak erat dengan pasien.

Muchlis menambahkan Dinas Kesehatan saat ini melakukan pendampingan kepada keluarga.

"Sekarang anggota keluarga sudah berstatus ODR bahkan ODP. Kita akan berikan pendampingan dan meminta untuk melakukan karantina mandiri. Kalau misalnya keluar rumah, jaraknya harus jauh, pakai masker," imbuhnya.

Baca Juga:Sempat ke Jakarta, Bos Perusahaan Positif Corona di Batam Meninggal Dunia

Kontributor : Farian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini