“Sebelum kesini perangkat desa itu bilang di JSG itu fasilitas lengkap, makan enak ada karaoke sampai baju diloundri gak usah nyuci. Ternyata gak semua benar,” kata Adi.
Kata-kata perangkat desa tersebut menurut Adi masuk akal, karena pusat karantina dibiayai pemerintah namun nyatanya di lapangan tidak seperti dibayangkan. Makanan yang diberikan pada penghuni karantina berasal dari dapur umum yang didirikan di seputar pusat karantina. Adi menuturkan menu sahur pertama berupa nasi bungkus dengan sedikit sayur urap pepaya, kacang panjang dan kubis serta sepotong kecil telur dadar.
“Harapan kami ya agar lebih diperhatikan lagi, yang kami pikirkan, jika kami karantina terus di sini tanpa asupan gizi bukannya sehat malah tambah sakit, apalagi ini puasa,” kata Adi.
Kini Adi hanya bisa pasrah sembari menanti waktu karantinanya berakhir. Ia berharap tetap sehat sehingga dapat lolos dari masa karantina dan kembali berkumpul bersama keluarga sebelum lebaran.
Baca Juga:Iwan Fals Ditangkap Nyolong Motor di Jember
Kontributor : Nurul Aini