Pedagang Takjil Ramadan Kediri: 7 Tahun Jualan, Baru Sekarang Susah Pembeli

Virus corona mengubah semua.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 27 April 2020 | 20:04 WIB
Pedagang Takjil Ramadan Kediri: 7 Tahun Jualan, Baru Sekarang Susah Pembeli
Pedagang menjajakan menu takjil di Pasar Takjil Jalan Hayam Wuruk Kota Kediri, Senin (27/4/2020). (Suara.com/Usman)

SuaraJatim.id - Kendaraan bermotor tampak lalu-lalang di Jalan Hayam Wuruk Kota Kediri, Senin (27/4/2020) sore tadi. Sementara sejumlah warga lainnya tampak berjalan kaki menyusuri salah ruas jalan di Jantung Kota Kediri itu untuk berburu takjil.

Jalan Hayam Wuruk Kota Kediri memang menjadi pasar takjil dadakan tiap Bulan Ramadan. Saban tahun ruas jalan ini selalu dipadati masyarakat yang berburu menu takjil sambil ngabuburit di pusat Kota Kediri.

Namun kondisi berbeda tersaji di Bulan Ramadan tahun ini. Ruas Jalan Hayam Wuruk Kota Kediri tampak lengang, sepi pemburu takjil, dan pedagang yang menawarkan dagangan jumlahnya pun bisa dihitung jari.

"Dulu pedagang dan pembeli berjubel, ramai. Sekarang ya Allah, suepi (sepi)," ujar salah satu pedagang Pasar Takjil Jalan Hayam Wuruk Kota Kediri, Dani (26), kepada kontributor suara.com, Senin (27/4/2020).

Baca Juga:Samsung Galaxy A21s Segera Meluncur

Sepinya Pasar Takjil Jalan Hayam Wuruk Kota Kediri ini imbas pandemi Covid-19. Akibat wabah tersebut, daya beli masyarakat menurun. Bagi Dani, adanya wabah Covid-19 menjadikan ekonominya hancur.

"Ini banyak juga yang ngeluh, soalnya ekonominya hancur. Saya itu jualan 7 tahun baru kali ini merasakan susahnya jualan, baru pertama kali ini. Biasanya sepi ya tetap dapat uang," tutur warga Kelurahan Kaliombo itu.

Sebelum wabah Covid-19 menyerang, kenang Dani, saban Bulan Ramadan Pasar Takjil Jalan Hayam Wuruk Kota Kediri penuh sesak warga. Sejak pukul 13.00 WIB ruas jalan ini selalu macet, pengunjungnya membeludak.

Dulu, saat Ramadan tiba Dani dapat mengantongi pendapatan kotor antara Rp 1 juta sampai Rp 2 juta per hari. Namun sekarang pendapatannya merosot tajam. Dani hanya sanggup mengantongi pendapatan kotor Rp 200 ribu per hari.

"Kalau sekarang dapat Rp 200 ribu saja ngoyo (susah payah)," katanya.

Baca Juga:Soal Dugaan Konflik Internal di PSSI, Menpora Buka Suara

Karena sepi pembeli, pedagang yang menjual menu takjil di Jalan Hayam Wuruk pun berkurang. Jika dulu pedagang berjubel di pinggir jalan dari Kediri Mall sampai Simpang Tiga Panglima Polim, kini ruas jalan terlihat lengang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini