"Saya saja yang dulunya masang empat meja, sekarang cuma berani masang satu meja. Itu pun (dagangannya) nggak habis," terang pria yang berjualan lauk seperti pepes, olahan ayam dan sayur, aneka botok tersebut.
"Biar nggak rugi, biasanya kalau nggak habis itu ba'da magrib saya jual keliling ke perumahan. Jadi pokoknya hari ini harus habis, harus ganti lagi. Soalnya ini nggak tahan lama, soalnya harus jaga kualitas," lanjutnya.
Sementara saat satu pemburu takjil di Jalan Hayam Wuruk Kota Kediri, Ubai (28), mengaku tak khawatir atas keberadaan para pedagang di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang. Sebab, para pedagang juga butuh penghidupan.
"Kalau menurutku nggak apa-apa mereka jualan, malah kasihan kalau nggak punya pendapatan karena nggak jualan. Menurutku ya, lebih baik mereka diatur saja, nggak usah sampai dilarang jualan," sebutnya.
Baca Juga:Samsung Galaxy A21s Segera Meluncur
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kediri, dr Fauzan Adhima, mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri telah menggelar rapat terbatas beberapa waktu lalu.
Rapat tersebut salah satunya membahas keberadaan Paser Takjil di Jalan Hayam Wuruk Kota Kediri yang berpotensi menjadi titik berkumpulnya massa, sehingga berpotensi menyebarkan virus corona atau Covid-19.
"Sesuai rapat terbatas kemarin, kalau terjadi keramaian (di Pasar Takjil) maka pihak Polresta dan Dishub (Kota Kediri) akan menutup Jalan Hayam Wuruk," tegas Fauzan.
Kontributor : Usman Hadi
Baca Juga:Soal Dugaan Konflik Internal di PSSI, Menpora Buka Suara