“Sebelum pelantikan sudah dilakukan protokol kesehatan yang ketat, yakni cuci tangan dengan sabun, pakai masker, menjaga jarak dan membawa hand sanitizer. Saya akan minta agar dilakukan rapid test kepada seluruh pengawas dan kepala sekolah yang ikut pelantikan tersebut,” pungkas Wahid.
Surabaya zona hitam
Penyebaran Virus Corona atatu Covid-19 di Ibu Kota Jawa Timur pada Selasa (2/6/2020) sudah tidak lagi masuk dalam zona merah, tetapi kini sudah menjadi zona hitam.
Berdasarkan data yang diakses Suara.com pada laman https://infocovid19.jatimprov.go.id, Selasa (2/6/2020) pada pukul 19.04 WIB, tercatat sebanyak 2.748 warga di Surabaya positif Corona, sedangkan pasien dalam pengawasan 3.083 orang.
Baca Juga:Jenguk Ortu Sakit di Surabaya, Suami Istri di Jember Langsung Kena Corona
Sedangkan dari data keseluruhan jumlah kasus positif Covid-19 di Jatim mencapai 5.132 orang dengan rincian kasus dengan total 3.858 dirawat sedangkan 429 dinyatakan meninggal, sementara terdapat 799 kasus yang sembuh. Sedangkab jumlah PDP 6.754 orang, serta 24.923 berstatus orang dalam pemantauan (ODP).
Sementara dalam peta yang diakses, terlihat Kota Surabaya menghitam lantaran tingginya kasus positif Covid yang mencapai 2.478 kasus.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengemukakan, per Selasa 2 Juni 2020 terdapat penambahan kasus sebanyak 194 kasus baru, sehingga total kasus positif Jatim bertambah hingga 5.132.
Meski begitu Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada seluruh tenaga medis dan para medis yang bekerja keras luar biasa. Lantaran, total pasien positif Virus Corona atau Covid-19 yang sembuh di Jawa Timur (Jatim) mencapai 799 orang atau setara 15,57 persen.
"Terus meningkatnya angka kesembuhan di Jatim ini berkat kerja keras tim tenaga kesehatan di 38 Kabupaten/Kota. Perang melawan covid-19 ini belum berakhir, jadi kepada masyarakat dimohon tetap mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah," ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa [2/6/2020].
Baca Juga:CDC: Paduan Suara Berpotensi Jadi 'Super-Spreader' Virus Corona