SuaraJatim.id - Dinas Pariwisata, Kepemudaan, Olahraga dan Kebudayaan (Disparporabud) Kabupaten Nganjuk mengevakuasi fosil yang terjebak di dalam batu purba. Ada dua batu berukuran cukup besar yang dievakuasi di Hutan Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, Nganjuk, Jawa Timur pada Sabtu (15/8/2020).
Kedua batu yang di dalamnya terdapat fosil tersebut ditemukan oleh petugas Perhutani dan Disparporabud Nganjuk sekitar empat bulan lalu.
Diperkirakan fosil yang terdapat di dalam batu yang dievakuasi petugas itu berusia sekitar 500 ribu hingga 800 ribu tahun yang silam. Batu itu terbentuk pascaterjadinya letusan gunung berapi purba di lokasi.
Kedua batu ini ditemukan persis di tengah hutan, dan lokasi kedua batu bersebelahan. Tak mudah bagi petugas Disparporabud Kabupaten Nganjuk untuk mengevakuasi batu purba tersebut.
Baca Juga:Ilmuwan Temukan Kerabat Baru T-Rex Misterius
Selain lokasinya yang jauh dari permukinan penduduk, akses jalan menuju lokasi amat terjal dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Cara yang paling aman ke lokasi ditempuh dengan berjalan kaki.
Cara lain yang efektif menuju lokasi harus menggunakan mobil double gardan khusus medan offroad. Batu dievakuasi menggunakan mobil double gardan.
Selain medan yang terjal, ukuran batu yang tergolong jumbo juga menyulitkan petugas melakukan evakuasi batu. Apalagi salah satu batu yang dievakuasi beratnya diperkirakan mencapai 3-4 kwintal.
Butuh lima hingga enam orang untuk memindahkan batu ke mobil. Itupun proses pemindahanya tidak dengan cara dibopong, melainkan digulingkan dan didorong secara bersama-sama.
Setah berhasil dipindahkan ke bagian belakang mobil, lantas batu tersebut dibawa ke Museum Anjuk Ladang di Jalan Gatot Subroto, Kabupaten Nganjuk, untuk dipajang dan diteliti lebih lanjut.
Baca Juga:Fosil Unik Diteliti Ilmuwan, Diyakini Sebagai "Kerabat Baru" T-Rex
Kepala Seksi Sejarah, Museum dan Kepurbakalaan Disparporabud Kebupaten Nganjuk, Amin Fuadi menjelaskan, di dalam kedua batu yang dievakuasi terdapat fosil tanaman dan hewan purba.
“Di dalam batu ini terjebak fosil-fosil yang cukup banyak sekali, dan ini akan kami bawa ke museum sebagai bahan pembelajaran,” kata Amin kepada kontributor SuaraJatim.id, Minggu (16/8).
Dia menuturkan, berdasarkan kajian Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) maupun dari Sangiran, daerah itu dengan lapisan kabuh (endapan yang merekam jejak kehidupan dinamis) diperkirakan berusia antara 500 ribu tahun sampai 800 ribu tahun yang lalu.
Amin menduga masih banyak batu berisi fosil lainnya yang berada di Hutan Tritik. Sebab, Hutan Tritik merupakan kawasan yang diduga menjadi salah satu pusat peradaban kuno manusia purba Jawa.
“Kapan hari juga ditemukan serpihan tulang manusia (di Hutan Tritik) yang masih dalam penelitian, diperkirakan juga bisa jadi itu bagian tulang dari manusi purba. Ini perlu pembuktian,” katanya.
Selanjutnya Disparporabud Kabupaten Nganjuk akan berkoordinasi dengan beberapa lembaga seperti Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran untuk meneliti batu berisi fosil tersebut.
“Ini memang satu hal yang sangat langka sekali. Artinya bahwa fosil-fosil ini terjebak dalam batuan magma yang sudah mulai mengeras. Ini kan cukup langka juga,” tuturnya.
“Karena di sini dulu juga pernah ada letusan gunung berapi (purba). Ini terlihat sekali dari beberapa batuan yang nampak di sini memang batuan bekas letusan,” sambung Amin.
Kontributor : Usman Hadi