Kronologi Gadis 12 Tahun di Probolinggo Hidup Lagi Saat Jasadnya Dimandikan

Oleh pihak rumah sakit, gadis berumur 12 tahun itu dinyatakan meninggal dunia dengan diagnosis diabetes dan komplikasi

Bangun Santoso
Selasa, 18 Agustus 2020 | 10:49 WIB
Kronologi Gadis 12 Tahun di Probolinggo Hidup Lagi Saat Jasadnya Dimandikan
Ilustrasi mayat perempuan (shutterstock)

SuaraJatim.id - Peristiwa aneh dan langka baru saja membuat gempar sebagian warga Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Betapa tidak, seorang gadis 12 tahun yang telah dinyatakan meninggal dunia tiba-tiba hidup lagi saat jenazahnya hendak dimandikan.

Diwartakan Batamnews.co.id (jaringan Suara.com), meskipun hidup lagi, namun pada akhirnya sang gadis yang tidak disebutkan identitasnya itu benar-benar meninggal dunia satu jam kemudian.

Namun demikian, peristiwa itu tetap memantik kehebohan. Mengingat, amat langka dan jarang terjadi ada orang yang telah dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit bisa hidup kembali, meski hanya sementara waktu.

Awalnya, pihak rumah sakit menyatakan gadis tersebut meninggal dunia dengan diagnosis diabetes dan komplikasi.

Baca Juga:Ajaib! Seorang Gadis di Probolinggo Hidup Lagi Saat Jenazahnya Dimandikan

Setelah dinyatakan meninggal dunia dan jasadnya hendak dimandikan, tiba-tiba jantungnya berdetak kembali.

Sontak hal itu membuat membuat kaget bukan main kerabat yang hendak memandikan jenazahnya.

Serta merta, tim medis datang untuk memberi oksigen dan bantuan pernapasan.

Namun setelah satu jam mendapat perawatan, sang gadis 12 tahun itu dipastikan kembali meninggal dunia.

Dari beberapa sumber menyebutkan, fenomena hidup lagi setelah dinyatakan meninggal tidak selalu berkaitan dengan hal-hal mistis.

Baca Juga:Anak Sapi Terlahir Berkepala Dua, Warga Probolinggo Gempar

Dalam dunia medis, hal ini meski jarang, dimungkinkan terjadi karena berbagai sebab.

Salah satunya dikenal sebagai lazarus syndrome atau Return of Spontaneous Circulation (ROSC) yang dialami pasien serangan jantung.

Kondisi itu terbilang amat langka, hanya ada sekitar 38 kasus yang dilaporkan sejak 1982 saat sindrom ini dijabarkan dalam literatur medis.

Sebuah laporan menyebut 82 persen ROSC terjadi 10 menit setelah CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) dihentikan.

Dalam 45 persen kasus, pasien mengalami pemulihan sistem saraf yang baik.

Diyakini, kasus semacam ini lebih sering dari yang dibayangkan. Kasus hidup lagi setelah meninggal seringkali underreported alias tidak terlaporkan.

Ada banyak kemungkinan penyebabnya. Salah satunya adalah tekanan yang terkumpul di dada saat dilakukan CPR.

Kemungkinan lain adalah efek tertunda dari upaya pengobatan untuk resusitasi seperti adrenalin.

Lalu ada kemungkinan lain lagi, yakni hiperkalemia, di mana kadar kalium atau potasium yang terlalu tinggi dalam darah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini