Wow! Keruk Aspal Malah Nemu Rel Trem Kuno Era Kolonial di Malang

Dari PT KAI bahwa sesuai peraturan perundang-undangan, seluruh rel adalah aset. Sehingga PT KAI melarang untuk memindahkan maupun mengambil aset tersebut, kata Agung.

Muhammad Taufiq
Rabu, 11 November 2020 | 15:26 WIB
Wow! Keruk Aspal Malah Nemu Rel Trem Kuno Era Kolonial di Malang
Penemuan jejak rel trem di Kota Malang, Rabu (11/11/2020)

SuaraJatim.id - Heboh penemuan rel trem kuno diduga kuat peninggalan era Kolonial Belanda di Kota Malang, Rabu (11/10/2020). Rel itu muncul saat proses pengerukan aspal Jalan Basuki Rahmat untuk proyek Kayu Tangan Heritage.

Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang, Agung H. Buana mengatakan saat pembangunan proyek ditemukan artefak atau peninggalan masa lalu, persisnya jaringan rel trem yang dibangun era Kolonial Belanda pada 1903 (diresmikan beroperasi).

Merespon temuan itu, pihaknya berkoordinasi dengan beberapa instansi terkait, diantaranya PT KAI, pelaksana proyek, kontraktor pelaksana dan pakar atau sejarawan.

“Dari PT KAI bahwa sesuai peraturan perundang-undangan, seluruh rel adalah aset. Sehingga PT KAI melarang untuk memindahkan maupun mengambil aset tersebut,” kata Agung.

Baca Juga:Penambang Pasir Merapi Temukan Candi Baru

Maka, lanjut dia, muncul solusi agar rel tetap di lokasi. Namun agar tetap memiliki nilai edukasi atau pembelajaran, maka diusulkan untuk memberikan penanda khusus.

“Histori seperti ini perlu kita tampilkan kepada masyarakat, sebagai bagian dari pembelajaran ilmu pengetahuan dan pengenalan kepada masyarakat. Memberikan satu pembelajaran kepada masyarakat bahwa Malang itu sejak awal 1900 sudah punya moda transportasi massal yang belum dimiliki kota lain,” bebernya.

Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji juga mendukung upaya yang dirumuskan TACB bersama PT KAI tersebut. Penting menurutnya untuk menjaga peninggalan sejarah.

“Keputusannya tetap tidak usah dibongkar, tapi ada penanda. Tadi saya minta ada penanda, jadi (batu) andesit warna berbeda, supaya orang tahu, bahwa di sini ada rel yang 1903 itu diresmikan,” ujarnya.

Sekadar informasi, proyek pembangunan Kayu Tangan Heritage ini menata ulang koridor Jalan Basuki Rahmat Kota Malang. Tujuannya untuk menjadi destinasi baru wisata sejarah.

Baca Juga:Lubang Sumur di Situs Candi Patakan Disebut Jadi Bunker Raja Airlangga?

Sebab, kawasan ini memang dikenal sebagai jantung kota pada era Kolonial Belanda. Kawasan ini masih dipenuhi bangunan kuno, contohnya Gereja Katolik Hati Kudus atau dikenal Gereja Kayu Tangan, Toko Avia, Kantor PLN Area Malang hingga Sarinah. Proyek ini menelan anggaran RP 23 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

Kontributor : Aziz Ramadani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini