Lebih Tua Dari Majapahit, Jobong Sumur Ini Diduga dari Era Kerajaan Kadiri

Berdasarkan struktur dan lokasi ditemukannya jobong sumur, Eko Priatno menduga situs ini merupakan peninggalan peradaban Kerajaan Kadiri.

Chandra Iswinarno
Rabu, 24 Juni 2020 | 15:22 WIB
Lebih Tua Dari Majapahit, Jobong Sumur Ini Diduga dari Era Kerajaan Kadiri
Warga dan petugas mengecek jobong sumur yang ditemukan di Sungai Dusun Besuk, Desa Toyoresmi, Kabupaten Kediri, Rabu (24/6/2020). Jobong sumur itu diduga peninggalan Kerajaan Kadiri. [Suara.com/Usman Hadi]

SuaraJatim.id - Warga Dusun Besuk, Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, mendadak heboh setelah beberapa warganya menemukan jobong sumur di tepi sungai yang melintasi wilayah mereka. Total ada empat jobong sumur yang ditemukan warga di sepanjang sungai itu.

Warga makin heboh, lantaran jobong sumur itu diperkirakan peninggalan era Kerajaan Kadiri yang eksis pada abad 11-13 masehi. Keterangan tersebut diperkuat dengan analisis yang disampaikan petugas saat melihat struktur jobong di lokasi.

Jobong sumur itu pertama kali ditemukan oleh Eko Budi Santoso (37), warga setempat pada Minggu (20/6/2020) sore. Saat memancing bersama tiga rekannya, Eko mendapati genangan air di tepi sungai. Penasaran, lantas genangan air itu digali.

"Ya (genangan air) diperkirakan kayak tempat pemandian, ternyata jobong sumur," ujar Eko saat ditemui Suarajatim.id di lokasi, Rabu (24/6/2020).

Baca Juga:Diduga Sumur, Warga Kediri Temukan Tempat Penyimpanan Air Era Majapahit

Eko bersama rekan-rekan makin heran, lantaran saat proses penggalian ditemukan sejumlah tulang belulang di dalam sumur. Tak hanya itu, di kedalaman dua meter dirinya juga menemukan beberapa pecahan gegabah dan benda seperti guci.

"Ada beberapa titik (jobong sumur yang ditemukan), tidak cuma satu," tuturnya.

Mulanya Eko bersama rekan-rekannya hanya menemukan tiga jobong sumur di tepi sungai yang membelah Desa Toyoresmi. Namun saat melakukan pencarian ulang, ternyata ada empat jobong sumur. Adapun keempat jobong tersebut jaraknya berdekatan.

"Cuma bentuk jobong antara satu dengan yang lain berbeda, yang di sini tingginya tembikar 20 centimeter, yang (jobong sebelah) sana 50 centimeter," jelasnya.

Warga tak mengetahui asal mula jobong sumur tersebut. Hanya terdapat cerita yang berkembang di masyarakat yang menyebutkan bahwa dulunya wilayah Desa Toyoresmi merupakan bekas permukiman kuno. Cerita itu berkembang hingga kini.

Baca Juga:Saat Mancing, Warga Temukan 3 Sumur Era Kerajaan Majapahit

"Dan banyak ditemukan keramik-keramik dinasti (kerajaan), sepanjang sungai ini juga banyak situsnya," papar Eko.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini