Banyak Kejadian Penting, 30 Desember Diusulkan Jadi Hari Perdamaian Politik

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Yudian Wahyudi, mengusulkan Tanggal 30 Desember diperingati sebagai Hari Perdamaian Politik Indonesia.

Muhammad Taufiq
Rabu, 30 Desember 2020 | 18:34 WIB
Banyak Kejadian Penting, 30 Desember Diusulkan Jadi Hari Perdamaian Politik
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi saat berziarah ke Makam Bung Karno di Blitar (Suara.com/Farian).

SuaraJatim.id - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, mengusulkan Tanggal 30 Desember diperingati sebagai Hari Perdamaian Politik Indonesia. Usulan itu berdasarkan pertimbangan sejumlah peristiwa.

Dasar pertama dimulai dengan meninggalnya Presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur yang juga bertepatan dengan sejarah pembebasan Kota Makkah oleh Nabi Muhammad SAW. Dua peristiwa itu terjadi pada 30 Desember.

"Pembebasan Kota Makkah ini ternyata revolusi pertama tidak berdarah dalam sejarah. Tidak ada darah sama sekali yang menetes dan juga diamnesti oleh para lawan-lawannya yang seharusnya kalau kalah dalam revolusi kan tahu hukumannya seperti apa," kata Yudian usai menggelar doa dan tabur bunga di Pusara Makam Bung Karno, Rabu (30/12/2020).

Di Mekkah, lanjut Yudian, peristiwa pada tanggal itu dikenal sebagai hari kasih sayang. Sementara Bung Karno, dianggap sebagai umat Islam yang berhasil meneladani politik lapangan rasulullah. Bung Karno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia di tengah dentuman perang dunia ke dua.

Baca Juga:Habib Rizieq Buka Suara Setelah FPI Dibubarkan!

Menurut Yudian, Bung Karno pada peristiwa itu bukan sekadar memerdekan negara kecil, namun mempersatukan dan membebaskan 40 negara/kerajaan di Indonesia. Itu di bawah naungan Pancasila yang selanjutnya disebut sebagai semangat Fathul Makkah. Yakni revolusi tidak berdarah.

Pasca-peristiwa itu, kelak masyarakat menyebut Gus Dur yang wafat di 30 Desember sebagai Bapak Pluralisme Indonesia. Julukan ini sudah melekat pada Gus Dur.

Peristiwa lain yang mendorong Tanggal 30 Desember diusulkan untuk diperingati sebagai Hari Perdamaian Politik Indonesia ialah tindakan Jokowi. Presiden Indonesia ke tujuh itu mengangkat lawan politiknya Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dan Sandiaga Uno menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Tindakan yang dilakukan Jokowi ini baru terjadi sekali di Indonesia. Hal serupa tidak pernah terjadi di luar negeri.

"Nah itulah yang dilakukan juga Abu Bakar. Ketika rasulullah sudah wafat, Abu Bakar yang menjadi khalifah mengangkat Abu Sufyan sebagai gubernur. Padahal ini lawan yang kalah revolusi," kata Yudian.

Baca Juga:FPI Dibubarkan Bertepatan dengan 11 Tahun Gus Dur Meninggal Dunia

Peristiwa demi peristiwa yang diceritakan Yudian membuat dirinya mengusulkan Tanggal 30 Desember sebagai Hari Perdamaian Politik Indonesia.

"Nah inilah saya ingin menjadikan sebagai hari Perdamaian Politik Indonesia. Saya hanya menegaskan kata politiknya, kalau yang lain kita sudah damai kok. Artinya silakan kalau berbeda pendapat asal jangan tanda petik berlebihan," ujarnya.

Ketika di Blitar, Yudian Wahyudi ditemani beberapa orang datang langsung berdoa dan menabur bunga ke pusara Presiden Pertama Indonesia. Disinggung soal pelecehan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di Malaysia, dia menyerahkan masalah itu kepada Kementerian Luar Negeri.

"Kita sangat menyesalkan. Nanti itu urusan diplomasi dari pihak Kemenlu ya. Itu nanti urusannya Kemenlu tetapi itu sudah kami sampaikan ke Kemenlu," katanya sembari mengajak masyarakat menerapkan protokol kesehatan 3M.

Kontributor : Farian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini