SuaraJatim.id - Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis meminta jajarannya untuk tetap menjaga soliditas. Dia juga meminta anak buahnya mendukung keputusan Presiden Joko Widodo yang menunjuk Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri.
Idham mengingatkan bahwa presiden merupakan pimpinan tertinggi kepolisian. Karena itu, keputusan Jokowi menunjuk Listyo sebagai calon tunggal Kapolri pun mesti dilaksanakan dan diamankan.
"Saya berharap kami semua tetap solid, bersatu dan mendukung apa yang menjadi kebijakan Bapak Presiden selaku pimpinan tertinggi Polri untuk kami laksanakan dan amankan," kata Idham kepada wartawan, Kamis (14/1/2021).
Adapun, Idham meyakini bahwa keputusan Jokowi menunjuk Listyo sudah pasti berdasar pertimbangan yang matang. Selain, hal itu juga menjadi hak prerogatif presiden.
Baca Juga:Jokowi dan Paus Fransiskus Disuntik Vaksin Covid-19, Harinya Sama
"Saya mengajak kepada rekan-rekan semua untuk bergandeng tangan memberikan support kepada calon Kapolri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo. Sehingga proses pelaksanaan rangkaian fit and proper test yang akan dilaksanakan pekan depan sampai pelantikan bapak Kapolri baru bisa berjalan dengan sukses dan lancar serta tidak menemui hambatan apapun," ujarnya.
Melangkahi Senior
Jokowi sebelumnya menunjuk Listyo sebagai calon tunggal Kapolri pengganti Jenderal Polisi Idham Azis. Surat presiden berisi penunjukan Listyo sebagai calon Kapolri pun telah diserahkan kepada DPR RI pada Rabu (13/1) kemarin.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai Listyo akan menghadapi tantangan yang sama seperti mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Tito Kanarvian. Dimana saat Tito menjabat sebagai Kapolri dirinya melangkahi beberapa seniornya.
"Belajar dari mantan Kapolri Pak Tito Karnavian, yang juga melompati sekian leting Akpol, Listyo pun juga akan mengalami tantangan yang sama," kata Bambang kepada suara.com, Rabu (13/1).
Baca Juga:Jadi Bahan Fit and Proper Test, Begini Transaksi Keuangan Komjen Listyo
Menurut Bambang, tantang pertama yang mesti dilalui Listyo jika resmi terpilih menjadi Kapolri yakni melakukan konsolidasi di internal Polri. Sebagai angkatan muda Listyo perlu melakukan konsolidasi secara ekstra.
"Senior-seniornya masih banyak, terdiri dari berbagai gerbong dan kepentingan. Ini jelas akan membutuhkan ekstra energi untuk mengkonsolidasikannya," kata dia.
Disisi lain, Bambang melihat beberapa masalah yang mungkin timbul apabila Listyo yang masih memiliki sisa masa jabatan tujuh tahun lagi itu resmi ditunjuk sebagai Kapolri. Terlebih jika Listyo diproyeksikan menjabat sebagai Kapolri selama empat tahun di sisa jabatan Jokowi sebagai presiden.
"Pertama terhambatnya proses regenerasi di tubuh Polri. Kedua, memunculkan potensi kewenangan absolut pada satu sosok dan kita tahu absolute power tends corrupt," kata dia.