SuaraJatim.id - Mbah Siyah, warga Desa Menilo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang hilang diduga terseret arus Bengawan Solo hingga hari kedua ini masih belum ditemukan.
Kasusnya hilangnya Mbah Siyah ini mengingatkan Mustajab, Kepala Desa setempat pada beberapa kasus orang hilang tenggelam di Bengawan Solo beberapa tahun silam.
Ia menjelaskan, sudah tiga warga desanya tenggelam di sungai terpanjang di Jawa itu. Salah satunya tidak ditemukan sampai sekarang ini. Selama tinggal di Menilo, Mustajab mengingat kejadian pertama 70 tahun silam, tepatnya Tahun 1990-an.
"Tahun 90-an ke atas, penjual kopi tenggelam. Tapi tidak lama ditemukan. Kedua, ada anak-anak yang tenggelam, juga ditemukan. Ketiga ada nenek usia 70 tahunan sampai sekarang belum ketemu," kata Mustajab dikutip dari blokTuban.com, jejaring media suara.com, Rabu (17/02/2021).
Baca Juga:Orang Kaya Baru di Tuban Ramai-ramai Beli Mobil Barengan
Dikisahkan Mustajab, korban tenggelam di bengawan yang sampai sekarang belum ditemukan itu bernama Sriatun. Nenek berusia 70 tahun itu diduga kuat tenggelam pada 2017 lalu.
"Saat itu hanya ada Dandang (tempat masak nasi) di tepi bengawan, orangnya enggak ada. Memang, biasanya juga cuci-cuci di sungai," katanya menegaskan.
Upaya pencarian korban sudah berjalan sesuai prosedur. Namun sampai detik ini, peristiwa hilangnya Mbah Sriatun masih saja teringat jelas oleh sejumlah pihak. Entah itu dari warga, pamong desa, hingga tim dan pihak terkait yang saat itu andil dalam pencarian korban.
"Sekarang kejadian lagi, Mbah Siyah. Sudah pencarian hari kedua, semoga cepat ditemukan lah," pungkasnya kepada blokTuban.com.
Bedanya, Mbah Sriatun meninggalkan dandang di bantaran bengawan. Sementara Mbah Siyah meninggalkan dua sandal tanpa diketahui di mana pemiliknya. Kedua nenek ini sirna bersama aliran Bengawan Solo.
Baca Juga:Desa Viral di Tuban, Warga Kampung Borong Mobil Dapat Gusuran Rp 28 Miliar