6 Orang Sekampung Mati Beruntun, Tulungagung Rapid Test Massal

Puluhan warga satu kampung di Desa Banyuurip, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung, Jawa Timur, menjalani rapid test massal setelah enam orang meninggal secara beruntun.

Muhammad Taufiq
Rabu, 05 Mei 2021 | 22:05 WIB
6 Orang Sekampung Mati Beruntun, Tulungagung Rapid Test Massal
Rapid test massal di Tulungagung setelah kematian 6 orang secara beruntun [Foto: Antara]

SuaraJatim.id - Puluhan warga satu kampung di Desa Banyuurip, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung, Jawa Timur, menjalani rapid test massal setelah enam orang meninggal secara beruntun.

Kampung tersebut segera dimasukkan zona merah Covid-19. Di kampung tersebut, sebelumnya juga ada sebanyak 12 orang dinyatakan positif Covid-19. Dan rapid test kali ini merupakan bentuk pencegahan dan tracing deteksi ulang korban.

Dari hasil dari rapid test tersebut, tiga orang diantaranya dinyatakan positif terinfeksi virus Corona. Proses pengambilan sampel darah warga dilakukan dengan pemeriksaan cepat menggunakan reagen antibodi. Tes ini dilakukan di Balai Desa Banyuurip.

Akan tetapi di awal pelaksanaan "tracing" kasus, hanya sedikit warga yang hadir untuk menjalani tes cepat COVID-19. Dari target penelusuran kepada 200 warga yang menjadi kontak erat dengan 12 penderita COVID-19 yang sudah terkonfirmasi sebelumnya (tiga di antaranya meninggal dunia), hanya 50-an orang hadir.

Baca Juga:Gegara Kalah Judi Rp 1 Juta, Sugeng Habisi Nyawa Teman Sendiri

Hal ini membuat petugas bagian tracing dari Dinkes Tulungagung yang dibantu perangkat desa setempat memilih cara "jemput bola" dengan mendatangi warga yang menjadi sasaran pemeriksaan dari rumah ke rumah.

"Rapid test massal ini dilakukan lantaran ada 12 warga yang dinyatakan positif COVID-19, dan tiga di antaranya meninggal dunia dalam waktu hampir bersamaan," kata Kades Banyuurip Sugianto menjelaskan, seperti dikutip dari ANTARA, Rabu (05/05/2021).

Jumlah warganya yang meninggal dalam tempo berdekatan sebenarnya ada enam orang. Tiga orang berstatus positif COVID-19, sedang tiga lainnya belum sempat dilakukan prosedur pemeriksaan kesehatan sehingga belum diketahui statusnya apakah juga terpapar corona atau meninggal wajar sebab penyakit lain.

"Kami tidak berani ambil risiko, sehingga prosedur pemakaman tetap dilakukan dengan protokol COVID-19," katanya.

Untuk mencegah penularan menyebar keluar kampung, dua lingkungan RT yang menjadi sentra penyebaran wabah corona kini dilakukan pembatasan akses keluar-masuk.

Baca Juga:Hiu Paus yang Terdampar di Pantai Tulungagung Masih Anakan

Tidak boleh ada satupun warga lingkungan setempat yang keluar, kecuali ada alasan yang dilaporkan kepada petugas jaga. Pun demikian halnya dengan warga dari luar lingkungan tersebut juga tidak diperkenankan masuk, kecuali petugas yang berkepentingan dalam penanganan wabah di daerah tersebut.

"Untuk logistik, warga yang terkonfirmasi positif disuplai oleh pihak desa. Segala upaya sudah kita lakukan secara maksimal,” kata Sugianto.

Sementara itu, Kasi Surveilance dan Imunisasi Bidang Pengendalian dan Penanganan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Satrio Wibowo mengatakan, investigasi ditargetkan menyasar 200 orang warga Desa Banyuurip, termasuk perangkat desanya.

"Untuk langkah awal kita tracing perangkat desa terlebih dahulu. Sebab di desa ini ada salah satu perangkat desa yang meninggal akibat COVID-19," ," kata Satrio.

Dari seluruh perangkat yang dilakukan tracing, lima orang perangkat dinyatakan reaktif sehingga dilanjutkan tes usap PCR.

"Kami juga melakukan tracing kepada keluarga perangkat yang reaktif itu, dan hasilnya ditemukan lagi tiga yang reaktif antibodi. Untuk tracing ini, kami menggunakan dua jenis tes kit, yaitu tes antibody dan PCR antigen," terang Satrio.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini