SuaraJatim.id - Pemerintah Kota Madiun menyatakan kesiapannya menggelar pendidikan tatap muka (PTM), terutama bagi siswa SD dan SMP bulan Juli 2021 ini.
Seperti ditegaskan Wali Kota Madiun Maidi. Menurut dia, kesiapan pelaksanaan PTM tersebut menyusul sejumlah persyaratan yang telah terpenuhi di Kota Madiun.
Syarat yang dipenuh itu di antaranya tentang pemberian vaksin COVID-19 terhadap para tenaga pendidik sesuai yang diatur dalam SKB empat menteri, yaitu Mendikbud, Menag, Mendagri, dan Menkes tanggal 30 Maret 2021 tentang pembelajaran tatap muka dapat dilakukan dengan salah satu syarat seluruh tenaga pendidik telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 sebanyak dua kali.
"Jadi, untuk guru di Kota Madiun semua sudah divaksin. Kecuali, guru PAUD yang saat ini masih berjalan. Maka, tatap muka di Kota Madiun tidak ada kesulitan," ujar Wali Kota Maidi, dikutip dari Antara, Kamis (20/05/2021).
Baca Juga:Bukittinggi Kembali Undur Belajar Tatap Muka, Ini Masalahnya
Selain itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga telah menargetkan bahwa PTM dilaksanakan secara bertahap mulai 5 Juli 2021.
Maidi menjelaskan, kesiapan pelaksanaan PTM di Kota Madiun juga ditunjang upaya Pemkot Madiun melalui Dinas Pendidikan setempat yang telah memulai kegiatan PTM dengan konsep luar ruangan atau "outdoor learning".
"Outdoor learning adalah pembelajaran secara langsung di ruang terbuka. Kegiatan ini dilakukan di sejumlah ruang terbuka hijau dan taman di Kota Madiun. Tujuannya, untuk memudahkan siswa belajar bersama guru dan bertemu teman-teman. Namun, tetap menjaga protokol kesehatan," kata dia.
Pihaknya mengklaim konsep outdoor learning mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Tidak hanya dari tenaga pendidik, tapi juga orang tua siswa.
"Terutama, untuk mengurangi kejenuhan siswa setelah menjalani pembelajaran daring sekitar satu tahun lamanya. Serta kesulitan orang tua dalam mendampingi anak-anaknya saat sekolah daring," katanya.
Baca Juga:Melanggar Prokes, Restoran Kena Tegur Satgas Covid-19 Kota Madiun
Meski begitu, Wali Kota juga tidak memaksa jika ada orang tua siswa yang merasa keberatan dengan penyelenggaraan PTM dengan konsep luar ruangan. Sebab, pembelajaran masih bisa difasilitasi secara daring.
"Karena maksimal hanya 50 persen yang masuk ke sekolah. Nanti sisanya tetap daring. Kalau ada orang tua yang keberatan dengan PTM tidak apa-apa. Bisa disampaikan," tambahnya.
Pihaknya juga memastikan masing-masing sekolah telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk menerapkan protokol kesehatan. Seperti tempat untuk mencuci tangan, alat pengukur suhu tubuh, kewajiban menggunakan masker, dan pengaturan bangku siswa yang berjarak.
Selain itu, di masing-masing sekolah telah dibentuk tim Pendekar Waras sebagai satgas COVID-19 yang bertugas memantau pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah.
"Jadi, kapan pun PTM diterapkan, kami sudah siap. Nanti juga akan dibantu dengan bus wisata yang digilir untuk menangani transportasi siswa," katanya.