SuaraJatim.id - Sejumlah 44 warga Desa Banjarejo, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur keracunan diduga usai menyantap hidangan atau menu hajatan warga setempat.
Melansir beritajatim.com media jejaring suara.com, selama sepekan terakhir ini warga desa setempat menghadiri beberapa undangan hajatan. Pertama, warga menghadiri hajatan aqiqah, Selasa (1/6/2021). Kemudian, ada dua undangan hajatan pada Kamis (3/6/2021), yakni doa bersama atau selamatan 40 hari dan tujuh bulanan.
Diduga keracunan hidangan makanan hajatan, puluhan warga mengalami sakit massal.
“Tercatat ada 44 orang yang diduga keracunan massal tersebut,” kata Kepala Puskesmas Panekan Dokter Rochmat Santoso, Selasa (8/6/2021).
Baca Juga:Legenda Telaga Sarangan Magetan, Konon Akibat Ulah Sepasang Naga
Ia melanjutkan, puluhan warga mengalami gejala keracunan, seperti mual, muntah, pusing dan diare. Setelah menjalani perawat medis di beberapa tempat berbeda, para warga mulai membaik.
“Ada yang sampai rawat inap sebanyak 8 orang, 6 warga sudah pulang. Kemungkinan yang masih dirawat besok bisa pulang, karena sudah membaik,” jelasnya.
Menindaklanjuti dugaan keracunan tersebut, pihaknya sedang melakukan penelusuran. Namun, mengalami kendala lantaran hajatan sudah enam hari berlalu dan sulit menemukan sampel makanan yang diduga beracun untuk dijadikan bahan diteliti.
“Kita tidak menemukan sampel, karena sudah hampir seminggu. Jadi belum bisa menemukan penyebab keracunan ini,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, pada hajatan tersebut menyajikan hidangan yang berbeda-beda. Pada aqiqah dengan menu sate gule, dan hari berikutnya ada soto dan rujak crobo.
Baca Juga:Dua Kecamatan di Kabupaten Magetan Ini Rawan Banjir Bandang Pasca Pembaruan Peta Bencana
“Banyak menu dan waktu yang berbeda, apalagi tidak ada sampel makanan, jadi masih kita telusuri untuk penyebabnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolsek Panekan AKP Suwardi mengatakan, belum ada laporan resmi terkait dugaan keracunan massal tersebut.
“Dugaan keracunan massal ini tidak ada yang melaporkan kepada kami, kami mengetahui justru dari warga. Namun kita akan tetap mencari bukti dan fakta di lapangan, agar dugaan keracunan dari sumber makanan yang mana jelas,” tandasnya.