SuaraJatim.id - Hari Raya Idul Adha atau hari Raya Kurban sebentar lagi. Idul Adha merupakan hari raya umat muslim yang identik dengan momen penyembelihan hewan kurban, seperti sapi dan kambing.
Namun, tak hanya prosesi sembelih hewan kurban saja, beberapa daerah di Jatim juga menyambut setiap perayaan Idul Adha dengan cara meriah. Daerah-daerah ini memiliki tradisi unik yang diadakan pada hari raya yang juga disebut Lebaran Haji tersebut.
Tradisi Manten Sapi (Pasuruan)
Saat menyambut Idul Adha, biasanya masyarakat Pasuruan menggelar tradisi 'manten sapi'. Tujuan tradisi ini untuk menghormati hewan kurban yang akan disembelih ketika Hari Raya Idul Adha tiba.
Baca Juga:50 Pemuda Geber Motor Provokasi Kerusuhan di Pos Penyekatan Suramadu Tadi Pagi
Tradisi ini sangat menarik, karena sapi-sapi warga yang akan dijadikan hewan kurban didandani secantik mungkin layaknya pengantin. Hewan-hewan ternak itu akan diberikan kalung bunga tujuh rupa, lalu dibalut dengan kain kafan, sorban, dan sajadah.
Setelah didandani, semua sapi akan diarak menuju masjid setempat oleh ratusan warga untuk diserahkan kepada panitia kurban.
Nantinya saat Idul Adha, sapi-sapi tersebut pun akan disembelih. Usai disembelih, ibu-ibu akan memeriahkan tradisi dengan membawa bumbu masak dan peralatan dapur untuk acara makan bersama.
Tradisi Mepe Kasur (Banyuwangi)
Tradisi unik berikutnya ada di Banyuwangi yang sering disebut Mepe Kasur atau menjemur kasur. Sesuai namanya, Mepe Kasur dihiasi dengan kegiatan menjemur kasur secara serentak. Biasanya, itu akan terlihat di sepanjang jalan Desa Wisata Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca Juga:Kerusuhan di Suramadu, Dipicu Warga dari Madura yang Menolak Dites Swab
Mepe Kasur dilakukan bukan sekadar menyambut Idul Adha, tapi juga untuk menghormati datangnya bulan Dzulhijjah. Masyarakat setempat di Banyuwangi percaya bahwa tradisi Mepe Kasur menjelang Idul Adha merupakan upaya menolak bala dan menjauhkan hal-hal buruk.
Proses menjemur kasur biasanya dilakukan serentak di rumah masing-masing sejak pagi hari. Pada saat tengah hari, kasur tersebut akan dibalik menggunakan alat tebah atau sapu lidi, lalu dipukul-pukul.
Tradisi Toron (Madura)
Beberapa hari menjelang Idul Adha, para perantau maupun warga asli Madura beramai-ramai mudik ke kampung halaman. Tradisi ini disebut Toron. Tradisi Toron menjadi momentum mudiknya orang Madura sebelum Hari Raya Idul Adha tiba.
Tradisi ini bertujuan membentuk solidaritas, mempererat ikatan kekeluargaan, serta mengandung arti hari kemenangan 'kedua' pasca Idul Fitri.
Kontributor: Fisca Tanjung