SuaraJatim.id - Lionel Messi resmi hengkang dari klub yang membesarkan namanya selama 20 tahun, Barcelona. Messi yang tumbuh menjadi legenda hidup Barca itu tidak memperpanjang kontrak bersama klub asal Catalunya itu.
Barcelona secara resmi mengumumkan kalau Messi tak memperpanjang kontrak di Camp Nou. Hal ini diumumkan pada Jumat (06/08/2021). Setelah pengumuman ini, maka pemain timnas Argentina itu kini berstatus tanpa klub.
Status ini sejatinya telah melekat pada peraih enam trofi Ballon d'Or tersebut sejak 1 Juli 2021, mengingat kontrak sebelumnya telah berakhir. Barca sendiri dalam beberapa kesempatan meyakinkan bisa kembali mengikat Messi. Namun ternyata tidak.
Terkait persoalan ini Messi maupun presiden Barcelona, Joan Laporta, serta Ronald Koeman selaku pelatih belum memberikan pernyataan seputar ini. Alhasil, muncul beberapa dugaan soal alasan Messi hengkang.
Baca Juga:3 Alasan Lionel Messi Bisa Pindah ke Manchester City
Sudah tak betah di Barcelona
Perjalanan panjang Lionel Messi dan Barcelona selama 20 tahun semakin mendekati akhir. Sejumlah hal membuat Lionel Messi muak dan tidak betah di Barcelona hingga memutuskan hengkang.
Taun lalu, 2020, pemilik enam Ballon d'Or itu dikabarkan sudah menyampaikan kepada klub bahwa dirinya ingin pergi dengan mengaktifkan klausul khusus dalam kontraknya.
Di dalam kontrak sang pemain terdapat klausul yang memungkin dia pergi dari Barca secara gratis. Salah satu hal yang bikin Messi tak betah karena kurang akur dengan Dewan Direksi di Barca.
Kecewa Permintaan Rekrut Romerio Tak Dipenuhi
Baca Juga:Lionel Messi Batal Teken Kontrak Baru Bersama Barcelona, Siapa yang Salah?
Reporter SportItalia, Gianluigi Longari, mengklaim kalau Messi tidak puas dengan tim yang dibangun Koeman. Secara spesifik, Messi kecewa dengan kegagalan Barcelona merekrut rekan setimnya di Timnas Argentina, Cristian Romero.
Romero tampil impresif bersama Atalanta pada musim lalu. Ia melanjutkan performa apiknya ketika tampil dalam ajang Copa America pada bulan Juni hingga Juli kemarin, sehingga Timnas Argentina bisa keluar sebagai juara.
Pada akhirnya Romero meraih kesempatan meraih kerasnya persaingan Premier League bersama Tottenham. Longero melanjutkan, Messi begitu terkesan dengan performa Romero.
Ia bahkan sampai meminta Barcelona untuk membawanya ke Camp Nou sesegera mungkin. Namun pada akhirnya, Romero memilih melanjutkan karirnya di Inggris.
European Super League
Masalah berikutnya berkaitan dengan investasi CVC pada La Liga dengan nominal mencapai tiga miliar euro. Hasil penjualan saham 10 persen ini rencananya akan La Liga bagikan kepada setiap peserta La Liga.
Barcelona dan Real Madrid masing-masing mendapatkan jatah 280 juta euro dari kesepakatan tersebut. Pemasukan yang besar membuat batas gaji kedua tim jadi lebih longgar. Seharusnya, Barcelona bisa mendaftarkan Messi ke dalam skuatnya.
Namun investasi CVC pada La Liga membuat pihak klub tak senang. Mereka menganggap ini sebagai langkah dari La Liga untuk menghancurkan impiannya melangsungkan European Super League bersama Real Madrid dan Juventus.
Ketiga klub tersebut menjadikan kendala finansial sebagai alasan untuk kukuh menjalankan European Super League. Dengan adanya bantuan dari La Liga, mereka pun jadi tidak punya dalih lagi untuk menyelenggarakan kompetisi yang sempat kontroversial itu.
Persoalan Financial
Masalah berikutnya berkaitan dengan finansial, lebih tepatnya persoalan salary cap atau batasa gaji pemain selama masa krisi saat pandemi ini. Anggaran gaji mereka jauh melampaui batas yang ditetapkan La Liga dalam regulasi tersebut.
Pihak klub sudah melakukan upaya bernegosiasi dengan penyelenggara La Liga agar mau melonggarkan regulasi itu. Namun sang presiden, Javier Tebas, berulang kali memberi jawaban penolakan.
Barcelona pun jadi tak mampu mendaftarkan Messi ke dalam skuatnya untuk musim 2021/22 mendatang. Bahkan meskipun Messi sudah rela menerima pemangkasan gaji sebesar 50 persen dalam kontrak barunya.