Profesor Unair Sebut Turki Tertarik Beli 5,2 Juta Dosis Vaksin Nusantara

Kabar terbaru terkait Vaksin Nusantara diungkap Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Universitas Airlangga Profesor Chairul Anwar Nidom.

Muhammad Taufiq
Minggu, 29 Agustus 2021 | 15:57 WIB
Profesor Unair Sebut Turki Tertarik Beli 5,2 Juta Dosis Vaksin Nusantara
Peneliti Vaksin Nusantara di RSUP Kariadi Semarang [Suara.com/Dafi Yusuf]

Inflamasi yang dimaksud adalah kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang kerap dialami peserta vaksinasi COVID-19 seperti reaksi demam, kepala pusing, bengkak, bercak kemerahan dan sebagainya usai seseorang menerima suntikan vaksin konvensional.

"Vaksin konvensional yang saya maksud adalah yang berbasis inactivated virus (virus yang dimatikan) maupun platform mRNA. Teknologi memasukkan sesuatu ke dalam tubuh seseorang dengan bahan asing itu adalah konvensional," katanya.

Sedangkan sel dendritik pada vaksin Nusantara, kata Nidom, diterapkan dengan cara mengeluarkan 'mesin' di dalam tubuh untuk diolah di luar tubuh, kemudian setelah aktif dimasukkan kembali ke dalam tubuh penerima manfaat. "Ini kan teknologi baru," katanya. ANTARA

Baca Juga:Bersifat Individual, Kemenkes Tegaskan Vaksin Nusantara Tidak Bisa Diperjualbelikan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini