ARSA mengatakan di Twitter pada Jumat bahwa pihaknya "terkejut dan berduka" atas peristiwa tersebut dan mengutuk "tudingan yang dibuat dari desas-desus dan tak berdasar".
Lebih dari satu juta orang Rohingya tinggal di kamp tersebut, sebagian besar mengungsi dari Myanmar selama kekerasan militer pada 2007 yang pernah disebut oleh PBB sebagai tindakan dengan niat untuk melakukan genosida.
Myanmar membantah melakukan genosida. Mereka mengatakan tindakan itu sah dilakukan kepada para pemberontak yang menyerang pos-pos polisi. ANTARA
Baca Juga:Pimpinan Tertinggi Pengungsi Rohingya Tewas Ditembak setelah Salat Isya