Sri mengatakan, sebelumnya dia sempat tidak lolos. Saat itu, nilai ambang batas yang ditetapkan pemerintah terlalu tinggi. Hingga kemudian pemerintah memberikan kebijakan untuk menurunkan batas tersebut. Dia pun akhirnya lolos dengan capaian nilai di atas batas.
Tinggal di kawasan susah sinyal, membuat Sri mengalami beragam kesulitan saat mengakses internet untuk belajar demi persiapan tes P3K. Beruntung di sekolah ada jaringan WiFi yang bisa dia manfaatkan untuk mengunduh materi dan dipelajari sepulang mengajar.
"Kalau di rumah susah sinyal, biasanya saya download dulu materi dengan WiFi sekolah. Di rumah baru dipelajari," katanya.
Dari kisah hidupnya yang penuh lika liku, dirinya mengajak agar para guru honorer di Kabupaten Ngawi, yang mungkin senasib dengan dirinya agar tidak pantang menyerah.
Baca Juga:Nestapa Guru Honorer di Ngawi, Tinggal Seatap dengan Kandang Kambing
Menurutnya, yang paling penting tetap ikhlas selama mengabdi sebagai pendidik. "Yang penting ikhlas saat mengajar, dan jangan pernah menyerah," kata Sri Hartuti.