Amerika Sebut Rusia Sudah Siagakan 100 Ribu Pasukan Dekat Perbatasan, Siap Gempur Ukraina Kapanpun

Amerika Serikat terus mencoba mengambil peran dalam konflik Ukraina vs Rusia.

Muhammad Taufiq
Senin, 07 Februari 2022 | 17:46 WIB
Amerika Sebut Rusia Sudah Siagakan 100 Ribu Pasukan Dekat Perbatasan, Siap Gempur Ukraina Kapanpun
Seorang anggota layanan Rusia terlihat di kendaraan tempur infanteri BMP-3 selama latihan yang diadakan oleh angkatan bersenjata Distrik Militer Selatan di jajaran Kadamovsky di wilayah Rostov, Rusia Kamis (3/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/WSJ/sad.

SuaraJatim.id - Amerika Serikat terus mencoba mengambil peran dalam konflik Ukraina vs Rusia. Setelah menerjunkan ribuan pasukannya di dekat Ukraina, kini Amerika terus memperingatkan ancaman Rusia kepada dunia.

Terbaru, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan memperingatkan agar sekutu mereka di Eropa melanjutkan upaya menawarkan jalan keluar diplomatik kepada Vladimir Putin untuk mengatasi krisis Ukraina itu.

Sullivan menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News Sunday, kalau Rusia, yang merebut Krimea dari Ukraina pada 2014, memiliki sekitar 70 persen dari kekuatan tempur yang diyakininya akan dibutuhkan untuk invasi skala penuh ke Ukraina.

Ketika Rusia menempatkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan, Moskow mengatakan tidak merencanakan invasi tetapi dapat mengambil tindakan militer yang tidak ditentukan jika tuntutan keamanannya tidak dipenuhi.

Baca Juga:Ketegangan Makin Meningkat di Perbatasan Ukraina, Amerika Ingatkan Rusia Bisa Lakukan Serangan Kapanpun

"Kami sedang menyaksikan. Setiap hari sekarang, Rusia dapat mengambil tindakan militer terhadap Ukraina, atau mungkin beberapa minggu dari sekarang, atau Rusia dapat memilih untuk mengambil jalur diplomatik sebagai gantinya," kata Sullivan, Sabtu (05/02/2022).

Termasuk tuntutan Rusia bahwa NATO tidak akan pernah mengakui Ukraina, tuntutan yang oleh Amerika Serikat dan 30 negara aliansi keamanan Barat disebut tidak dapat diterima.

Presiden AS Joe Biden berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Minggu (06/02/2022). Panggilan itu datang menjelang kunjungan Macron ke Moskow pada Senin (07/02/2022), puncak dari hari-hari kontak Prancis dengan Rusia dan Ukraina untuk mencoba meredakan ketegangan.

Panggilan telepon selama 40 menit antara Biden dan Macron memungkinkan kedua pemimpin untuk berkoordinasi sebelum perjalanan, demikian kata sumber Kepresidenan Prancis.

Jika Putin tidak terhalang oleh dorongan diplomatik, kemungkinan tindakan Rusia dapat mencakup pencaplokan wilayah Donbass Ukraina (di mana separatis yang didukung Rusia memisahkan diri dari kendali pemerintah Ukraina pada 2014), serangan siber atau invasi skala penuh ke Ukraina, kata Sullivan.

Baca Juga:Jerman Akan Kirim Pasukan Tambahan ke Lithuania, Hadapi Krisis Rusia dan Ukrania

"Kami percaya bahwa ada kemungkinan yang sangat jelas bahwa Vladimir Putin akan memerintahkan serangan ke Ukraina," kata Sullivan dalam program "This Week" ABC.

"Itu bisa terjadi besok, atau bisa memakan waktu beberapa minggu lagi. Dia telah menempatkan dirinya sesuai dengan pengerahan militer untuk dapat bertindak agresif terhadap Ukraina kapan saja sekarang," ujar Sullivan. ANTARA

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini