SuaraJatim.id - Setelah pemerintah membuat kebijakan satu harga untuk minyak goreng, muncul sejumlah persoalan di Jawa Timur. Mulai dari kelangkaan hingga tidak stabilnya harga eceran di lapangan.
Rupa-rupa cara dilakukan pemerintah daerah untuk mengatasi persoalan ini. Di Gresik Jawa Timur misalnya, pemda setempat melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perindag menggelar operasi pasar minyak goreng murah, yakni Rp 14.000 per liter di Balai Desa Bulurejo Kecamatan Benjeng.
Langkah ini diambil untuk menekan harga minyak goreng di pasaran. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perindag Kabupaten Gresik, Agus Budiono.
Operasi pasar juga untuk membantu meringankan masyarakat agar bisa membeli minyak goreng dengan harga terjangkau, disamping juga untuk menekan harga yang melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah yaitu Rp 14.000 /per liter.
Baca Juga:Edarkan Minyak Goreng Palsu di Kabupaten Kudus, Dua Orang Diamankan Polisi
Agus menjelaskan, dalam operasi itu disediakan 24 karton minyak goreng yang diperuntukkan khusus untuk masyarakat Desa Bulurejo.
"Masyarakat bisa membeli minyak goreng di pasar murah hari ini maksimal 2 liter per orang, dengan harga per liternya Rp14 ribu," kata Agus menegaskan.
Sementara itu di Sidoarjo, sejauh ini belum ada laporan terkait kelangkaan minyak goreng. Hal ini disampaikan Wakil Bupati Sidoarjo Subandi. Ia meyakinkan kelangkaan tidak terjadi.
Meskipun sejauh ini pemerintah kabupaten belum melakukan sidak dan melakukan pengecekan ke pasaran, namun laporan dan keluhan masyarakat sejauh ini belum ada laporan dari masyarakat.
"Belum ada laporan. Tapi nanti sidak akan segera kami lakukan. Kemarin sudah didrop ke kecamatan-kecamatan 2000-3000 liter minyak goreng," katanya saat dihubungi suara.com.
Di Surabaya kondisi serupa disampaikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Saat kebijakan satu harga minyak goreng mulai diterapkan, pemkot mengaku segera memantau stok minyak goreng di ritel modern.
- 1
- 2