Keris untuk Khofifah dari Gerindra, Pakar Menduga Pinangan Pilpres 2024

Cendera mata itu diserahkan Sekjen DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani kepada Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (25/2/2022) malam.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Minggu, 27 Februari 2022 | 15:51 WIB
Keris untuk Khofifah dari Gerindra, Pakar Menduga Pinangan Pilpres 2024
Cendera mata itu diserahkan Sekjen DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani kepada Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (25/2/2022) malam. [Beritajatim.com]

SuaraJatim.id - Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menerima cendera mata berupa keris dan buku karta Prabowo Subianto. Aroma menuju gelanggang pemilihan presiden (Pilpres) 2024 kian menyerebak.

Cendera mata itu diserahkan Sekjen DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani kepada Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (25/2/2022) malam.

Muzani memberikan dua buah cendera mata kepada Khofifah. Yakni, sebuah buku tentang kisah militer karya Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan keris.

“Keris itu lambang pamor, lambang kekuatan. Saya ini kenal beliau sudah lama dan saya berharap beliau bisa memimpin Jatim lebih baik lagi,” kata Muzani mengutip dari Beritajatim.com, Minggu (27/2/2022).

Baca Juga:Poster Erick Thohir dan Khofifah Bertebaran di Jawa Timur, Maju di Pilpres 2024?

Sementara itu, Direktur Surabaya Survey Center (SSC), Mochtar W Oetomo menilai pertemuan petinggi Partai Gerindra dengan orang nomor 1 di Jatim itu syarat tujuan politik. Dijelaskannya, cendera mata berupa keris dalam perspektif lakon pedalangan sering dilustrasikan dengan bahasa curiga manjing warangka. Curiga adalah bilah keris. Warangka adalah tempat memasukkan bilah keris. Bilah keris adalah simbol lingga atau laki-laki. Sedangkan warangka adalah simbol yoni atau perempuan.

“Pemberian hadiah keris Prabowo kepada Khofifah dalam posisi tertutup adalah bahasa simbolik akan adanya keinginan penyatuan antara lingga dan yoni. Penyatuan antara kekuatan lingga dan kelembutan yoni. Jadi, bisa saja ini upaya untuk menyatukan Prabowo-Khofifah adalah sebuah upaya yang serius,” jelasnya.

Dalam perspektif Jawa, lanjut dia, ketika seorang kesatria (lelaki) menghadiahkan sebuah keris kepada seorang puteri (perempuan), melalui prosesi yang melibatkan orang lain atau diwakili itu artinya adalah sebuah lamaran, sebuah pinangan.

“Jadi, dalam pandangan saya, hadiah keris dari Prabowo kepada Khofifah melalui Sekjen Muzani dan Ketua Gerindra Jatim Gus Sadad tersebut adalah sebuah lamaran. Prabowo meminang Khofifah. Tentu saja lebih bermakna sebagai pinangan politik. Secara simbolik sebagai capres, Prabowo meminang Khofifah sebagai cawapresnya,” tuturnya.

Dua kali kekalahan Prabowo dalam kontestasi Pilpres sebagai capres (Prabowo-Hatta dan Prabowo-Sandi), menurut Mochtar, karena tidak mampu menang di Jatim. “Memilih warangka atau cawapres dari Jatim adalah pilihan menarik dan strategis,” imbuhnya.

Baca Juga:Pilpres Masih Dua Tahun Lagi, di Jember Bertebaran Poster Erick-Khofifah 2024

Khofifah dinilai bisa merepresentasikan tiga kekuatan yoni sekaligus. Representasi kaum perempuan sebagai pemilih yang lebih banyak dari laki-laki. Kemudian, representasi Muslimat dan NU. Lalu, representasi Jatim dengan pemilih terbesar kedua setelah Jawa Barat.

Sedangkan, Prabowo membawa tiga kekuatan lingga. Simbol patriotisme dan nasionalisme (tentara). Kekuatan pendukung loyal dalam dua kali pilpres. Dan, Gerindra sebagai partai pemenang kedua adalah ibarat kereta kencana yang menjemput pengantin.

“Nasionalis-religius, patriot-teknokrat dan laki-perempuan. Maka, jika Khofifah menerima pinangan Prabowo, keduanya bisa menjadi kombinasi pasangan pilih tanding. Perpaduan keduanya tentu patut diperhitungkan lawan lainnya,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini