Unggulkan Tenun Ikat, Khofifah Usulkan Parengan Lamongan Menjadi Desa Devisa

Gubernur Khofifah mengatakan Desa Parengan, Maduran memiliki produk unggulan berupa tenun ikat dan kain songket.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Minggu, 06 Maret 2022 | 07:00 WIB
Unggulkan Tenun Ikat, Khofifah Usulkan Parengan Lamongan Menjadi Desa Devisa
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (kiri) saat berkunjung kd Butik Kerajinan Tenun Ikat Paradila di Desa Parengan, Maduran Lamongan, beberapa waktu lalu. [ANTARA/HO-Biro Adpim Jatim]

SuaraJatim.id - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengusulkan Desa Parengan, Maduran, Lamongan, menjadi desa devisa. Tujuannya untuk memenuhi kuota program yang diinisiasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

Gubernur Khofifah mengatakan Desa Parengan, Maduran memiliki produk unggulan berupa tenun ikat dan kain songket.

"Lamongan ini punya tenun ikat yang sentranya ada di desa Parengan yang memang diproduksi oleh penduduk desa ini," kata Gubernur Khofifah seperti diberitakan Antara, Sabtu (5/3/2022).

Ia melanjutkan, tenun ikat yang berasal dari Desa Parengan, Kecamatan Maduran telah dikenal masyarakat dengan nama tenun ikat Parengan. Tenun Ikat Parengan dibuat langsung di sentra industri yang bernama Paradila.

Baca Juga:LPEI Gandeng Koperasi GLB Luncurkan Desa Devisa Kopi di Subang

Selain tenun ikat, Paradila juga menyediakan tenun ikat doby, tenun ikat doby tiker, songket sido, songket payet, songket ancak, dan tenun ikat spesial, dan telah berdiri sejak 1989 menaungi warga Desa Parengan dan sekitarnya untuk menjaga kelestarian tenun ikat di Lamongan.

Desa Parengan di Lamongan, menurut Khofifah, patut diusulkan menjadi desa devisa, karena beberapa kriteria dari desa devisa sudah ada di Desa Parengan, termasuk menghasilkan kerajinan tenun ikat.

Menurut Khofifah, dengan menyandang predikat sebagai desa devisa, daya saing produksi tenun ikat asal Desa Parengan akan semakin meningkat, sebab program Desa Devisa ini salah satunya memberikan pendampingan dan pengembangan kapasitas pelaku usaha berorientasi ekspor.

Khofifah menegaskan program desa devisa ini sangat strategis meningkatkan kualitas produk, utamanya dalam mendorong produk asal desa masuk ke rantai pasok global. Pada akhirnya, ekonomi masyarakat akan meningkat dan kesejahteraan akan turut mengikutinya.

"Kuota Provinsi Jatim dari LPEI sebanyak 15 desa, saat ini kami terus melakukan hunting dan identifikasi mana-mana saja desa yang memenuhi kriteria untuk masuk dalam kuota tersebut. Desa Parengan ini menurut saya sangat layak dan sudah diusulkan," katanya.

Baca Juga:Membangun Kapasitas Petani Kopi Subang dengan Desa Devisa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini