Menikmati Rujak Cingur di Depot Rujak Cingur'e Asmuni Sang Pelawak Legendaris

Rujak Cingur merupakan salah satu makanan khas di Jawa Timur. Namun akan lebih asyik jika menyantapnya di warung milik legenda lawak, yakni Depot Rujak Cingur'e Asmuni.

Muhammad Taufiq
Jum'at, 13 Mei 2022 | 17:08 WIB
Menikmati Rujak Cingur di Depot Rujak Cingur'e Asmuni Sang Pelawak Legendaris
Depot rujak cingur milik Asmuni di Trowulan Mojokerto [SuaraJatim/Zen Arivin]

Sementara untuk harga, di warung Asmuni juga tergolong standart. Untuk satu porsi rujak cingur dibanderol Rp 20.000 sedangkan rawon, soto daging, krengsengan daging, krengsengan ati dipatok sebesar Rp 25.000 untuk satu porsi. Warung makan ini buka sejak pukul 08.00 WIB hingga 22.00 WIB.

Lokasi Depot Rujak Cingur'e Asmuni ini berada di Jalan Raya By Pass Trowulan, berjarak 13 Km dari pusat Kota Mojokerto atau sekitar 17 Km dari pintu keluar gerbang tol Penompo. Di depan depot terdapat papan nama yang cukup besar dan ornamen sosok pelawak legendaris Asmuni.

Berjaya di Tahun 90-an, Redup Setelah Sang Legenda Berpulang

Depot Rujak Cingur'e Asmuni ini sempat berjaya hingga penghujung tahun 2010. Namun, seiring meninggalnya sang pelawak legendaris Asmuni, depot yang terletak di Jalan Raya By Pass Trowulan, Kabupaten Mojokerto itu, kini makin meredup.

Baca Juga:Belum Ada Tersangka Kasus Uang Rp3,7 Miliar di Mojokerto, Polisi Masih Melengkapi Alat Bukti

Anak semata wayang Asmuni, Astria menceritakan ikhwal Depot Rujak Cingur yang dulu bernama Triasmuni ini berdiri di tahun 1984. Kala itu, Asmuni dan istrinya Antina (82) masih tinggal di rumah kontrakan di wilayah Kebun Sayur Jakarta Timur. Sang istri yang gemar memasak, kemudian membuka warung kecil di emperan rumah.

"Dulu kan rumah kecil, terus di atas got itu dikasih kursi-kursi kayu gitu, karena rumah tidak cukup tamu-tamu makan di atas got, gak pakai meja jadi dipegang gitu piringnya," tutur Astria mengenang awal-awal berdirinya warung makan milik ayahnya itu.

Meski mendapatkan pertentangan dari Asmuni, akan tetapi Antina tetap ngotot untuk berjualan. Hingga akhirnya pelanggan di warung mungil milik pelawak kelahiran Jombang, 17 Juni 1932 itu mulai ramai pembeli. Tak hanya warga sekitar, sejumlah artis dan tokoh-tokoh Srimulat sering makan di warung tersebut.

Seiring berkembangnya warung miliknya, Asmuni lantas memutuskan untuk pindah. Ia dan keluarga kemudian mengontrak rumah di daerah Jalan Cendrawasih, Slipi Jakarta Barat. Di lokasi ini, bisnis kuliner khas Jawa Timuran yang digeluti Asmuni kian moncer seiring melambungnya nama Asmuni di dunia hiburan.

"Di Jakarta waktu itu ibu dibantu sama Mbok Minto, dia itu waria karena ludruk, tapi kita panggil mbok. Terus Mbah Po yang merawat saya sejak kecil. Mbah Po itu istrinya pelawak Li Ban Po tapi nama aslinya Mbah Atmo. Mbah Po ini yang beli terasi dan petis Surabaya-Jakarta naik kereta," ucap Astria.

Baca Juga:Viral Video Warga Usir Satu Keluarga Keluar dari Desa Gara-gara Berkomplot Jadi Polisi Gadungan

Wanita kelahiran Surabaya ini mengaku masih ingat betul masa-masa dimana warung orang tuanya di Jakarta itu ramai dikunjungi pembeli. Bahkan ia harus ikut membantu mengulek sambal untuk menu pecel lele sepulang sekolah ketika masih duduk di bangku SMP.

"Aku ingat banget kalau dulu pulang sekolah itu langsung ngulek sambal untuk lele. Awalnya ya di trial dulu sama yang tukang masak saat itu, sambalnya enak enggak dicek bener sama bapak (Asmuni)," ucapnya.

Kemudian di tahun 1993, Asmuni berkeinginan untuk mengembangkan bisnis kulinernya di Mojokerto. Pelawak legendaris kelahiran Diwek Jombang ini memilih Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan untuk mendirikan Depot Rujak Cingur'e Asmuni. Lokasi ini dipilih karena berada di tengah-tengah tempat kelahirannya dan sang istri.

"Ibu berasal dari Kedungmaling, Brangkal, bapak dari Diwek Jombang. Dulu juga muter-muter nyarinya, sampai akhirnya ketemu di sini," ungkap Astria.

Mengikuti warung makan di Jakarta, bisnis kuliner yang ditekuni Asmuni dan keluarganya di Mojokerto ini juga berkembang pesat. Rumah makan itu juga ramai pembeli. Tak hanya warga sekitaran, para pelancong mancanegara juga menjadikan Depot Rujak Cingur'e Asmuni ini sebagai jujukan untuk mengisi perut.

"Kalau pas ramai-ramainya dulu berapa ya, sekitar 50-100 porsian lah sehari, omzet sekitar Rp 2 juta paling sedikit. Dulu penghasilan besar tapi karyawan juga banyak, ada sekitar 20 orang," kata perempuan yang akrab disapa Tria ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini