Atasi Wabah PMK, Peternak Ngawi Gunakan Empon-empon: Kunyit, Temulawak sampai Gula Jawa

Peternak di Kabupaten Ngawi Jawa Timur ( Jatim ) mengeluhkan respons lambat pemerintah terkait aduannya.

Muhammad Taufiq
Minggu, 26 Juni 2022 | 22:59 WIB
Atasi Wabah PMK, Peternak Ngawi Gunakan Empon-empon: Kunyit, Temulawak sampai Gula Jawa
Peternak di Ngawi mengobati ternaknya dengan membuat empon-empon [Foto: Beritajatim]

SuaraJatim.id - Peternak di Kabupaten Ngawi Jawa Timur ( Jatim ) mengeluhkan respons lambat pemerintah terkait aduannya. Peternak bernama Yasin itu mengaku sudah melaporkan kalau sapinya terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Namun respons dinas terkait dinilai kurang memberikan solusi. Ia misalnya, hanya diberi bantuan asam konsentrat sepuluh bungkus bagi pakan ternaknya oleh Dinas Perikanan dan Peternakan setempat saat berkunjung ke kandangnya.

Yasin, pria 58 tahun itu merupakan warga Dusun Sapen Desa Majasem Kecamatan Kendal Ngawi. Karena tidak ingin terlalu berharap lebih kepada pemerintah, Yasin akhirnya mencari solusi sendiri.

Dia memilih menggunakan ramuan tradisional untuk merawat luka di mulut dan kaki sapi. Meski tak langsung sembuh, dia menyebut kalau setidaknya ramuan itu bisa membantu sapi cepat pulih. Yasin menggunakan kunyit, temulawak, asam jawa, gula jawa, dan garam kasar untuk membuat ramuan itu.

Baca Juga:Sudah 825 Sapi Peternak di Kabupaten Malang Mati, Pemkab Terus Genjot Vaksinasi

“Saya pakai ramuan tradisional ini untuk merawat luka di mulut sapi, juga membuat lambung sapi terasa enak sehingga sapi segera mau makan. Juga saya gunakan ramuan ini untuk menyemprot luka di sapi,” katanya dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Minggu (26/6/2022).

Caranya, dia mencampur sekitar masing-masing 100 gram kunyit, temulawak, dan asam jawa. Ketiga bahan iru diblender dengan 500 mililiter air.

Kemudian, setelah diblender halus, ketiga bahan itu direbus menggunakan lima liter air bersih yang sudah diberi 50 gram garam kasar dan 200 gram gula jawa. Ramuan itu dibiarkan mendidih, usai mendidih didiamkan hingga lima menit.

“Kemudian disaring sebelum dipindahkan ke botol kaca ukuran 500 mililiter untuk satu ekor sapi. Sementara kalau untuk semprot saya langsung masukkan tangki dan disemprotkan ke kuku sapi agar mengurangi infeksi luka,” kata Yasin.

Dalam sehari, dia menggunakan ramuan itu dengan total 20 liter. Dengan masing-masing 10 liter untuk pagi dan sore hari. Sudah dua pekan ini dia menggunakan ramuan itu untuk perawatan luka sapi. Sementara, sebanyak 19 sapinya sudah membaik meski ada dua yang masih harus dirawat ekstra karena masih susah berdiri meski kuku sudah sembuh.

Baca Juga:Peternak di Probolinggo Bisa Bernapas Lega, Sudah Dapat Kiriman 9000 Dosis Vaksin PMK

“Saya terpaksa gunakan ramuan ini agar sapi tetap dapat asupan nutrisi. Karena kalau sudah susah makan, harus tetap dapat nutrisi meski berbentuk cair agar tidak dehidrasi dan setelah mendapatkan perawatan seminggu sudah mau makan dengan lahap,” katanya.

Yasin mengaku usai dikunjungi empat orang petugas dinas perikanan dan peternakan Ngawi, tak ada tindak lanjut. Sejauh ini, dirinya tidak mendapatkan pesan maupun petugas yang datang kembali untuk sekadar memantau kondisi sapinya.

“Tidak ada petugas yang datang. Jangankan datang, ngecek lewat pesan atau telepon juga tidak. Mau tidak mau saya harus berusaha sendiri agar sapi bisa sembuh," ujarnya.

"Apalagi mendekati Idul Adha, saya harus memulihkan kondisi sapi dan segera menggemukkan kembali agar laku dijual sebagai hewan kurban,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini