Bikin Bingung, Sejumlah Sapi yang Sudah Sembuh dari PMK Tiba-tiba Mati Mendadak, Padahal Kondisi Normal

Muncul sebuah kondisi tidak wajar dengan sejumlah sapi yang tiba-tiba mati mendadak di Kabupaten Jember Jawa Timur ( Jatim ) beberapa waktu belakangan ini.

Muhammad Taufiq
Rabu, 13 Juli 2022 | 08:30 WIB
Bikin Bingung, Sejumlah Sapi yang Sudah Sembuh dari PMK Tiba-tiba Mati Mendadak, Padahal Kondisi Normal
Ilustrasi ternak sapi (Antara/Aloysius Jarot Nugroho).

SuaraJatim.id - Muncul sebuah kondisi tidak wajar dengan sejumlah sapi yang tiba-tiba mati mendadak di Kabupaten Jember Jawa Timur ( Jatim ) beberapa waktu belakangan ini.

Sapi yang dinyatakan sudah sembuh dari wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tiba-tiba mati. Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan setempat sampai kebingungan dengan kondisi itu.

Sampai sekarang belum diketahui pasti apa penyebabnya. Seperti disampaikan Sekretaris Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Jember, Sugiarto. Ia mengatakan sapi yang dinyatakan mati mendadak itu kondisinya normal.

"Ada beberapa kasus di lapangan, ternak yang sudah dinyatakan sembuh secara medis, suhu tubuh normal, mau makan, tahu-tahu satu minggu kemudian mati mendadak," katanya dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Selasa (12/07/2022).

Baca Juga:Sorotan Berita Kemarin, Warga Blitar Tewas Dililit Ular Piton di Jalanan sampai Kasus Haji Furodah vs Travel

Oleh sebab itu, Ia melanjutkan, dinas masih menyelidiki dan mempelajari kasus tersebut. Apakah ada kaitannya dengan badai sitokin seperti Covid, atau memang ada pembengkakan pada jantung.

"Salah satu ciri khas PMK ini adalah pembengkakan pada jantung,” kata Sugiarto menambahkan.

Ia melanjutkan, persoalan itu menjadi pekerjaan rumah bagi dinas. Dan gara-gara masalah tersebut dinas belum berani melaporkan tingkat kesembuhan tenak dari PMK sebelum ada pengecekan dari laboratorium.

Hingga Senin (11/7/2022) kemarin, setidaknya ada 10.823 ekor sapi di Jember yang terjangkit PMK. Sebanyak 63 ekor di antaranya mati dan empat ekor dipotong paksa. Hanya 100 ekor yang tercatat sembuh.

Saat ini, ternak sapi yang paling banyak terinfeksi ada di kawasan Jember barat dan selatan, seperti Kecamatan Puger dan Wuluhan.

Baca Juga:Bakal Bantu Tangani PMK, Menteri Pertanian Australia Kunjungi Indonesia Pekan Ini

"Tapi di Jember bagian utara, ada yang terkena tapi relatif sedikit dibandingkan populasi yang ada," kata Sugiarto menjelaskan.

Jember sebenarnya mendapat jatah 1.500 dosis vaksin impor yang diprioritaskan untuk sapi perah.

"Tapi alhamdulillah, kami dapat tambahan delapan ribu vaksin. Tapi masalahnya selain sarana prasarana dan dana operasional tidak ada, kami harus membuat ‘range’ untuk vaksinasi," ujarnya.

Menurut Sugiarto, ada beberapa kasus pasca vaksinasi. Menurut dia, sekitar 10 persen ternak yang divaksin menunjukkan gejala sakit.

"Ini harus kita waspadai. Jangan sampai kami yang dituduh: kemarin sehat, setelah disuntik malah sakit," katanya.

Sugiarto mengingatkan, masa inkubasi PMK 14 hari, artinya setelah ternak kena penyakit, maka 14 hari kemudian baru muncul gejala.

"Bisa jadi saat divaksin, ternak itu baru kena 10 hari atau 13 hari, sehingga gejalanya belum muncul," katanya.

Akhirnya, Dinas Peternakan memutuskan untuk memetakan sebaran PMK di Jember.

"Kami cari jarak yang terjauh. Kadang-kadang ini yang membuat masyarakat bertanya: lho punya saya kok tidak divaksin, padahal sapi tetangga kena. Padahal kami menjaga efek pasca vaksinasi," kata Sugiarto.

Dengan jumlah vaksin yang terbatas, akhirnya Dinas Peternakan lebih berfokus untuk melakukan vaksinasi di kawasan Jember utara.

"‘Range’ memang jauh dari yang sudah kena penyakit. Alhamdulillah, di Puskeswan Sukowono sudah melakukan vaksinasi, insya Allah delapan ribu vaksin sudah selesai diinjeksikan," kata Sugiarto.

Sugiarto mengatakan, satuan tugas yang menangani PMK sudah direstrukturisasi mengikuti petunjuk pemerintah pusat.

"Insya Allah pekan ini satgas baru akan melakukan rapat, dan segera membagi tugas, termasuk untuk pengajuan BTT," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini