Televisi MRTV yang dikelola pemerintah melaporkan kunjungan Heyzer, menyebutkan utusan itu dan Min Aung Hlaing bertukar pandangan tentang mempromosikan kepercayaan dan kerja sama antara Myanmar dan PBB. Itu tidak memberikan rincian tentang pembicaraan, yang berlangsung di ibu kota Myanmar, Naypyidaw.
Heyzer menekankan dalam pernyataannya saat dia meninggalkan Myanmar bahwa “keterlibatan PBB sama sekali tidak memberikan legitimasi” pada administrasi militer.
"Rakyat Myanmar memiliki hak atas demokrasi dan penentuan nasib sendiri yang bebas dari ketakutan dan keinginan, yang hanya akan mungkin terjadi dengan niat baik dan upaya semua pemangku kepentingan dalam proses yang inklusif," tegas utusan PBB, Noeleen Heyzer.
Baca Juga:Junta Militer Myanmar Pindahkan Aung San Suu Kyi ke Penjara