SuaraJatim.id - Dinas inteligen Ukraina dituduh terlibat dalam tewasnya Darya Dugina, putri dari tokoh ultranasionalis Alexander Dugin. Darya tewas dalam sebuah ledakan mobil.
Sebelumnya, Dugina tewas pada Sabtu (20/08/2022) malam ketika sebuah alat yang diduga bom meledakkan mobil yang sedang dikendarainya. Demikian dilaporkan tim penyelidik Rusia.
Hasil dari penyelidikan itu, Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) menuduh inteligen Ukraina terlibat dalam konspirasi pembunuhannya. Demikian dilaporkan kantor berita Rusia.
FSB mengatakan serangan itu dilakukan oleh seorang wanita Ukraina kelahiran 1979. Wanita itu, dan anak gadisnya, tiba di Rusia pada Juli dan tinggal selama satu bulan untuk mempersiapkan serangan tersebut, kata FSB.
Baca Juga:Rusia Tuduh Ukraina Terlibat Pembunuhan Puteri Tokoh Ultranasionalis Alexander Dugin
Mereka menyewa sebuah ruang apartemen di gedung yang sama dengan Dugina dan mempelajari gaya hidupnya, menurut pernyataan FSB yang dirilis kantor-kantor berita Rusia.
Pelaku menghadiri sebuah acara di luar Moskow pada Sabtu malam, yang juga dihadiri Dugina dan ayahnya.
Dia melakukan "peledakan terkontrol" pada mobil Dugina, lalu kabur ke Estonia, kata FSB. Belum ada tanggapan dari Kiev atas pernyataan FSB tersebut.
Alexander Dugin, ayah Dugina, adalah seorang ultranasionalis yang mendukung penggunaan kekerasan demi penyatuan wilayah-wilayah berbahasa Rusia dalam sebuah imperium besar Rusia yang baru.
Darya Dugina, 30 tahun, mendukung gagasan ayahnya dan kerap muncul di televisi pemerintah untuk mendukung tindakan Rusia di Ukraina.
Baca Juga:Rusia Tuding Ukraina Dalang Pembunuhan Putri Tokoh Ultranasionalis Darya Dugina
Pengaruh Dugin di Rusia dan kedekatannya dengan Presiden Vladimir Putin telah menjadi topik perdebatan. Sebagian pengamat Rusia menilai pengaruh Dugin terhadap kebijakan luar negeri Moskow signifikan.
Mereka mengatakan Dugin membantu meletakkan dasar-dasar pemikiran bagi Putin untuk menerapkan kebijakan luar negeri yang lebih agresif dan ekspansif.
Pengamat lainnya mengatakan pengaruh Dugin sedikit saja. Pria 60 tahun itu belum pernah menduduki jabatan di Kremlin. ANTARA