Miris! Siswa SD di Ponorogo Belajar di Tenda BPBD dan Rumah Bu Eni, Sekolah Mau Ambrol Tak Juga Diperbaiki

Beberapa waktu belakangan ini murid-murid SDN 2 Karangpatih Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo harus belajar di tenda milik BPBD setempat dan rumah Bu Eni, salah satu warga.

Muhammad Taufiq
Selasa, 30 Agustus 2022 | 18:59 WIB
Miris! Siswa SD di Ponorogo Belajar di Tenda BPBD dan Rumah Bu Eni, Sekolah Mau Ambrol Tak Juga Diperbaiki
Para siswa belajar di tenda di Ponorogo [Foto: Beritajatim]

SuaraJatim.id - Beberapa waktu belakangan ini murid-murid SDN 2 Karangpatih Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo harus belajar di tenda milik BPBD setempat dan rumah Bu Eni, salah satu warga di dekat sekolah.

Ini gara-gara gedung sekolahan mereka mau ambrol. Ironisnya, sampai sekarang gedung itu tidak kunjung diperbaiki. Alih-alih mendapatkan tempat belajar yang nyaman, siswa kelas 1 hingga 6 harus meninggalkan ruang kelasnya karena gedung rusak.

"Ini kelasnya pindah di rumahnya Bu Eni (warga setempat-red), karena sekolahnya mau ambrol," kata salah satu siswi SDN 2 Karangpatihan, Calista Putri Intan Aulia, Selasa (30/8/2022).

Sebelum pindah ke rumah warga, Calista mengaku sempat belajar di dalam tenda. Namun, baru hari ini (30/8) pindah ke rumah warga.

Baca Juga:Gegara Harga Telur Mahal, Kebutuhan Protein untuk Bansos di Ponorogo Diganti Ikan Segar, KPM: Penginnya Sih Telur

Sebab, KBM di tenda untuk kelas 4, 5 dan 6. Sementara untuk kelas 1, 2, dan 3 akhirnya dipindahkan ke rumah Ibu Eni, yang letaknya tidak jauh dari SDN 2 Karangpatihan.

Siswi yang duduk di kelas 2 ini menginginkan agar bangunan sekolahnya segera diperbaiki. Dia ingin seperti dulu, bertemu dengan banyak temannya, jika lokasi belajarnya terpusat.

"Kalau segera diperbaiki, kalau beli jajan kantinnya dekat. Saat kelasnya di rumah bu Eni, kantinnya jauh," kata Calista dengan polos, dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com.

Harapan supaya sekolahnya segera diperbaiki juga diutarakan oleh Alwahida, siswi kelas 4 yang mengikuti KBM di dalam tenda darurat milik BPBD Ponorogo.

Saat belajar di dalam tenda, Ia mengaku sulit untuk konsentrasi dan tidak nyaman. Pasalnya, dalam satu tenda diisi oleh 3 kelas, yakni kelas 4,5, dan 6.

Baca Juga:Kembali Marak Kasus Jual Beli Pupuk Bersubsidi Secara Ilegal di Kabupaten Ponorogo

Nah, kelas yang bercampur dan tanpa sekat itulah yang membuat Alwahida sulit untuk berkonsentrasi pada pelajaran yang diajarkan oleh guru. "Sulit konsentrasi, saat sudah siang suasananya juga panas," katanya menambahkan.

Alwahida juga takut kalau ada angin kencang dan tendanya ambruk. Dia dan teman-temannya terpaksa belajar di dalam tenda karena ruangan kelasnya dikhawatirkan akan roboh. Alwahida berharap sekolahnya segera diperbaiki, agar nyaman untuk belajar.

"Ya pinginnya di ruang kelas, bisa nyaman dan aman. Tetapi ya harus diperbaiki dulu, karena akan roboh," katanya menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini