SuaraJatim.id - Pegiat Media Sosial Eko Kuntadhi membuat gaduh media sosial. Ia menyerang salah satu unggahan video seorang ustazah yang ternyata putri dari Kiai Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Fatimatuz Zahra atau akrab disapa Ning Imaz.
Ia mengunggah video dan menyematkan kata-kata kasar kepada Ning Imaz. Unggahan Kunto ini kemudian viral di media sosial dan 'kalimat Kunto' yang dinilai kasar tersebut kemudian diprotes oleh banyak kalangan.
Video Nin Imaz sendiri sebenarnya tentang edukasi keagamaan. Videonya pun diunggah oleh akun Instagram NUOnline ke akun Instagramnya. Berikut ini videonya:
Namun pegiat media sosial Eko Kuntadhi agaknya tidak sependapat dengan penjelasan Ning Imaz. Ia kemudian mengunggah potongan video tersebut.
Namun yang bikin warganet geram yakni penyematan kata-kata kasar dari Eko yang menyebut kalimat tolol tingkat kadal.
"Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan," demikian cuitan yang sempat diunggah Eko, dikutip dari NU Online.
Cuitan Eko sempat ditanggapi oleh tokoh NU Australia-Selandia Baru, Nadirsyah Hoesen. Ulama muda sekaligus akademisi yang akrab disapa Gus Nadir itu mengingatkan agar Eko tidak perlu berkata kasar.
Dalam cuitannya menanggapi Eko, Gus Nadir mengatakan berbeda pandangan bukanlah masalah. Namun, jangan sampai menggunakan kata-kata merendahkan seperti tolol.
Tak lupa, Gus Nadir memberikan penjelasan bahwa ustazah yang ada dalam video diunggah Eko adalah Ning Imaz dari Ponpes Lirboyo. Ning Imaz juga istri dari Gus Rifqil Moeslim.
"Yang anda posting itu video Ning Imaz dari Ponpes Lirboyo, istri dari Gus Rifqil Moeslim. Beda pendapat hal biasa. Tapi gak usah melabeli dengan kata tolol. Posting saja video aslinya. Bukan yang sudah ditambahi kata-kata tolol. Belajarlah untuk santun dalam perbedaan," cuit Gus Nadir.
Dikutip dari NUOnline, unggahan Eko Kuntadhi di akun Twitternya sudah dihapus. Bahkan, akun Twitter milik Eko, @_ekokuntadhi, kini dalam status diblokir. Salah satunya dari Gus Rifqil Moeslim sendiri, suami Ning Imaz sempat mengajak Eko bertemu.
Sayangnya, hingga saat ini Eko tidak memberikan respon apapun. Pun demikian, Eko tidak juga menyampaikan permintaan maaf sampai saat ini.
"Mas Eko Kuntadhi, apakah sudah lihat penjelasan istri saya secara lengkap di NU Online? Atau kalau ada waktu, kapan kita kopdar untuk bahas surat Ali Imran ayat 14 Tafsir Ibnu Katsir," kata Gus Rifqil Moeslim.
Jadi begini transkrip penjelasan Ning Imaz:
Jadi sebetulnya orientasi kenikmatan tertinggi bagi laki-laki adalah perempuan. Makanya hadiahnya di surga nanti adalah bidadari. Tapi kalau perempuan tidak. Perempuan di surga nanti, kenikmatan tertingginya bukan laki-laki. Makanya tidak ada bidadara, tidak ada. Perhiasan, perempuan itu menyukai perhiasan. Hal-hal yang indah, karena dia sendiri perhiasan dan dia juga menyukai perhiasan.
Di surga nanti, perempuan diiming-imingi diberikan perhiasan yang luar biasa dan tidak bisa di-tashawur-kan keindahannya di dunia ini. Hanya bisa diketahui nanti di surga. Karena hal tersebut memang sudah ciptaannya demikian. Laki-laki orientasi tertinggi adalah perempuan. Hanya karena perempuan, laki-laki bisa menghalalkan cara. Betul atau tidak? Di sini laki-laki semua (jawab: betul. Semua tergantung imanmu).
Nah ini menunjukkan memang, bahkan nash Al-Qur’an juga begitu. Hubbusy-syahawati minannisa, perempuan dulu ini, wal banin, baru anak-anak. Baru harta dan tahta. Itu memang sudah nash-nya. Itu sebabnya mengapa di surga nanti adanya untuk laki-laki, bidadari, sedangkan untuk perempuan diberikannya perhiasan dan keindahan-keindahan yang lain.
Karena orientasi tertinggi bagi perempuan, itu bukan laki-laki. Tapi justru dunia ini. Makanya orientasi tertinggi bagi laki-laki, itu adalah perempuan. Karena dari perempuan, laki-laki bisa menghalalkan segala cara. Keterangan Ning Imaz soal bidadari tersebut merupakan jawaban atas sejumlah pertanyaan warganet (netizen) yang masuk ke redaksi NU Online.