SuaraJatim.id - Tragedi Kanjuruhan Malang yang menelan ratusan korban masih menjadi sorotan peristiwa di Jatim kemarin, Selasa (04/10/2022). Selain itu ada juga bencana tanah longsor di Magetan dan Pacitan.
1. Efek buruk gas air mata
Bagaimanapun gas air mata tetap memiliki efek bahaya bagi tubuh manusia. Dan gas air mata ini kini menjadi sorotan dalam tragedi Kanjuruhan Malang Jawa Timur.
Gas air mata ini disinyalir menjadi penyebab kepanikan suporter di tribun penonton hingga semburat berdesakan hingga menyebabkan 448 korban, 131 orang meninggal versi Dinas Pemkab Malang (sebelumnya disebut 125).
Baca Juga:TGIPF Sebut Kompetisi Liga 1, 2, dan 3 Dihentikan sampai Presiden Jokowi Mengeluarkan Izin
Di sisi lain, gas air mata ini digunakan kepolisian dalam tugas pengamanan. Misalnya membubarkan masa aksi demonstrasi atau kerusuhan di luar lapangan. Namun di Kanjuruhan, gas air mata digunakan di salam stadion. Ini jelas berbeda efeknya.
Lalu apa bahaya gas air mata ini pada tubuh? Menanggapi hal itu Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan, dan Kepala Leher (THT-KL) Rumah Sakit Akademik atau RSA UGM, dr. Anton Sony Wibowo, angkat bicara.
2. Kompolnas seldiki tragedi
Komisi Kepolisan Nasional (Kompolnas) menyampaikan bahwa tidak ada perintah untuk menutup pintu dan tembakan gas air mata saat terjadi kericuhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB.
Dari kabar yang beredar, tragedi Kanjuruhan ini berimbas parah karena adanya tembakan air mata ke arah tribun. Selain itu, pintu keluar juga tertutup, sehingga menimbulkan banyak korban meninggal dunia.
Komisioner Kompolnas, Albertus Wahyurudhanto menjelaskan bahwa tidak ada instruksi menutup pintu dan tembakan air mata. Ia mengatakan hal itu setelah mendapatkan konfirmasi dari Kapolres Malang yang belum lama ini dicopot, yakni AKBP Ferli Hidayat.