Tak lama berselang, beredar beberapa fakta yang ditemuka penyidik Polda Metro Jaya. Lima orang warga sipil yang ditetapkan sebagai tersangka itu adalah Linda Pujiastuti, Samsul Maarif (Arief), Ariel (Abeng), Mai Siska dan M Nasir (Daeng).
Sementara, oknum polisi yang diamankan adalah: Irjen Pol Teddy Minahasa Putra (Kapolda Sumbar), AKBP Doddy Prawira Negara (Mantan Kapolres Bukit Tinggi), Kompol Kasranto (Kapolsek Kali Baru Tanjung Priok), Aiptu Janto Situmorang (Satnarkoba Polres Metro Jakarta Barat) dan Aipda Achmad Darwawan (Polsek Kalibaru).
Dari hasil penyidikan, peredaran narkotika yang dilakukan jaringan itu berawal dari peran AKBP Doddy Prawira Negara. Ia menyisihkan lima kilogram sabu dari penangkapan 13 Mei 2022. Untuk mengelabui tindakannya, sabu yang disisihkan itu diganti menjadi talas dengan berat yang sama.
Irjen Pol Teddy Minahasa Putra mengetahui tindakan tersebut. Itu dibuktikan dari komunikasi antara AKBP Doddy dengan jendral bintang dua itu. Lalu, Teddy berkenalan dengan Linda Pujiastuti. Setelah itu, Teddy mengarahkan AKBP Doddy untuk menjual sabu ke Linda sebanyak dua kilogram.
Namun, penjualan itu tidak langsung diberikan kepada Linda. Melainkan melaui perantara Arief. Ia merupakan temannya Linda. Penyidik juga menemukan transaksi sebesar Rp 300 juta dari Arief ke AKBP Doddy. Diduga, untuk pembayaran pembelian sabu tadi.
Namun, uang itu telah diserahkan ke Irjen Pol Tedy Minahasa Putra. Kemudian sabu 2 kilogram tadi, dijual Linda kepada Kompol Kasranto. Dari hasil pemeriksaan, penyidik menemukan narkotika sekitar dua kilogram di rumah AKBP Doddy.
Atas kejadian itu, jendral bintang empat itu, langsung mengeluarkan telegram rahasia (TR) baru. Ia membatalkan kepindahan Irjen Pol Teddy Minahasa Putra ke Polda Jatim. Jabatan tertinggi kepolisian di Jatim itu, diisi oleh Irjen Pol Toni Harmanto.
Kontributor : Yuliharto Simon Christian Yeremia
Baca Juga:Intip Isi Mewahnya Garasi Irjen Pol Teddy Minahasa: dari Toyota Land Cruiser Sampai Harley Davidson