Tarikh Islam: Mengenal 3 Tokoh Terkutuk Era Musa: Firaun, Qarun dan Haman

Ummat Islam yang belajar tarikh Nabi Musa pasti mengenal tiga orang terkutuk di mesir kuno ini: Firaun, Qarun dan Haman. Firaun mati ditenggelamkan di laut bersama Haman saat

Muhammad Taufiq
Rabu, 18 Januari 2023 | 10:34 WIB
Tarikh Islam: Mengenal 3 Tokoh Terkutuk Era Musa: Firaun, Qarun dan Haman
Makam Nabi Musa. [BBC]

SuaraJatim.id - Ummat Islam yang belajar tarikh Nabi Musa pasti mengenal tiga orang terkutuk di mesir kuno ini: Firaun, Qarun dan Haman. Firaun mati ditenggelamkan di laut bersama Haman saat mengejar Musa.

Sementara Qarun--sepupu Musa--yang dikenal sebagai orang kaya tamak itu tewas ditelan bumi bersama dengan seluruh harta kekayaannya. Tarikh tentang dakwah Nabi Musa ini banyak diajarkan dalam pendidikan Islam.

Hari-hari belakangan ini, nama Firaun, Qarun dan Haman sempat viral di media sosial gara-gara Cak Nun. Budayawan asal Jombang itu seolah menisbatkan tiga sosok terkutuk dalam agama itu kepada Presiden Jokowi (Firaun), Antony Salim (Qarun) dan Luhut (Haman).

Dan pernyataan itu pada akhirnya membuat qaduh media sosial. Banyak orang geram dan gemas dengan pernyataan Cak Nun ini, mengingat begitu terkutuknya tiga serangkai penjegal dakwahnya Musa di era Mesir kuno itu.

Baca Juga:Ali Ngabalin hingga Denny Siregar Pasang Badan Buat Jokowi Usai Disebut Firaun oleh Cak Nun

Lalu siapa sebenarnya mereka? Pertama Firaun. Ia dikenal sebagai pemimpin bangsa Qibthi yang kafir pada zaman Nabi Musa AS. Dikisahkan, kekafirannya tersebut bahkan membuat Firaun sombong dengan mengakui dirinya sebagai Tuhan.

Ia menolak untuk mengikuti ajaran Nabi Musa AS sehingga akhir hayatnya, Allah SWT menurunkan azab bagi Firaun dan para pengikutnya. Firaun ditenggelamkan oleh Allah di Laut Merah pada 10 Muharram bersama pasukannya.

Konon, menjelang ajalnya itu Firaun menyadari kenenaran ajaran Musa dan hendak bertaubat. Namun mulutnya segera disumpal menggunakan lumpur oleh Malaikat Jibril.

Namun dalam literatur sejarah kekinian, diketahui Firaun ini ternyata sebuah gelar umum yang digunakan untuk raja-raja Mesir kuno dari Dinasti Pertama (3150 SM). Gelar ini digunakan sampai aneksasi terhadap Mesir oleh Kekaisaran Romawi pada 30 SM.

Kata Firaun sendiri berasal dari kata dalam Bahasa Mesir Kuno berpelafalan pr yang secara literlit bermakna "rumah besar", kata ini di Mesir Kuno aslinya digunakan untuk menyebut Istana Kerajaan.

Baca Juga:Video Cak Nun Kesambet, EMHA Digoblokan Keluarga Gegara Sebut Jokowi Firaun Luhut Sebagai Haman

Kata ini baru digunakan untuk menyebut raja-raja Mesir secara metonim semenjak era Kerajaan Baru (dimulai dari Dinasti ke-18, 1539–1292 SM). Dan pada Dinasti ke-22 (sekitar 945–730 SM) kata ini pun diadopsi sebagai julukan kehormatan.

Kata "fir'aun" atau "pharaoh" tidak pernah menjadi gelar formal raja-raja Mesir pada masanya. Penggunaan kata "pharaoh" sebagai nama generik untuk semua raja Mesir berasal dari penggunaannya di Kitab Ibrani dan Alquran dengan penyebutannya adalah Firaun.

Dalam dokumen resmi, gelar lengkap raja Mesir terdiri atas lima nama, masing-masing didahului oleh salah satu gelar berikut: Horus, Dua Wanita, Horus Emas, Raja Mesir Hulu dan Hilir, dan Putra Re. Nama belakang diberikan saat lahir, sedangkan yang lain saat penobatan.

Kedua Qarun. Ia merupakan seorang yang kaya raya dan hidup pada masa Nabi Musa as. Dalam surat Al-Qasas ayat 76 diceritakan bahwa Qarun adalah umat Nabi Musa yang dilimpahi harta kekayaan.

Qarun juga dijelaskan sebagai sepupu Musa, berasal dari Bani Israel. Qarun disebut dalam Al-Quran sebanyak empat kali, dua kali di surah Al-Qasas, satu kali di surah Al-'Ankabut dan satu kali di surah Al-Mu’min.

Qarun sepupu Musa, anak dari Yashar adik kandung Imran ayah Musa. Baik Musa maupun Qarun masih keturunan Yaqub, karena keduanya merupakan cucu dari Quhas putra Lewi, Lewi bersaudara dengan Yusuf anak dari Yaqub, hanya berbeda ibu.

Silsilah lengkapnya adalah Qarun bin Yashar bin Qahit/ Quhas bin Lewi bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim. Dikisahkan dalam tarikh Islam, awalnya kehidupan Qarun ini sangat miskin namun memiliki banyak anak. Ia juga dikenal sebagai ahli ibadah.

Sehingga pada suatu kesempatan Ia meminta Musa untuk mendoakannya kepada Allah agar memiliki kekayaan harta benda melimpah. Permintaan itu kemudian dikabulkan oleh Allah. Dikisahkan pula dalam Alquran dia juga sering mengambil harta dari Bani Israel yang lain dan dia memiliki ribuan gudang harta melimpah ruah, penuh berisikan emas dan perak.

Begitu kayanya Qarun sehingga kunci-kunci harta bendanya harus dipikul oleh beberapa orang "Usbah" sekelompok orang yang berarti juga orang banyak 1 satu usbah kira-kira 15 sampai dengan 20 orang.

Namun petaka bagi Qarun, Ia ingkar atas nikmat Allah yang diberikan kepadanya sampai pada akhirnya ia diberi azab oleh Allah, tertimbun beserta harta bendanya ke dalam tanah dalam waktu semalam.

Tempat Qarun ditenggelamkan bersama dengan harta dan pengikutnya telah menjadi danau yang dikenal sebagai Danau Qarun atau dalam bahasa Arab Bahirah Qarun. Yang tersisa hanya puing-puing istana Qarun yang teletak di daerah Al Fayyum, Mesir.

Kisah Qarun inilah yang menjadikan inspirasi legenda harta-harta yang terpendam bawah tanah atau harta karun.

Ketiga Haman. Ia merupakan penasihat Firaun dalam tarikh Nabi Musa. Haman juga dikenal sebagai pelaksana proyek pembangunan menara yang digunakan Fir'aun untuk melihat Tuhan pada zaman Musa.

Istilah Haman dalam Alquran pernah diperdebatkan oleh sebagian orientalis sebagai bentuk kesalahan dalam pembacaan Alkitab dari Kitab Ester karena menempatkan Haman 1.100 tahun sebelum zaman Ester.

Namun, perdebatan itu menemui titik terang setelah ditemukannya prasasti "Batu Rosetta" tahun 1799 dan tersingkapnya nama "Haman" yang menggambarkan hubungannya dengan Fir'aun.

Dalam pengkajian Alquran, diidentifikasikan bahwa Haman muncul setelah kembalinya Musa dari Madyan dan mati bersama Fir'aun dan tentaranya dalam peristiwa Eksodus.

Haman disebutkan dalam Alquran sebanyak 6 kali. Sumber-sumber dalam Alquran menyebutkan kisah Haman terjadi setelah kembalinya Musa dari Madyan. Dalam kerajaan Firaun, Haman menempati beberapa posisi penting kerajaan sebagai mentri, penasehat raja (terutama bidang keagamaan), dan sebagai pelaksana proyek pembangunan menara.

Haman diperintah oleh Firaun untuk membuat menara yang akan digunakan Firaun untuk melihat "Tuhan Musa". Pembuatan menara itu membutuhkan 50.000 pekerja dan belum termasuk tukang untuk membuat kuil-kuil.

Setelah pembangunan menara selesai, Fir'aun menembakkan panah dari puncak menara untuk mengalahkan Tuhan Musa. Firaun berbohong kepada Musa bahwa Tuhannya telah mati dengan menunjukkan anak panahnya yang kembali telah berlumuran darah.

Menara itu kemudian dirobohkan oleh Jibril menjadi tiga bagian yang menewaskan hampir seluruh pekerja. Haman jugalah yang menasihati Firaun untuk menolak misi keagamaan Musa.

Pada peristiwa pelarian Bani Israel dari Mesir, Haman tenggelam bersama Firaun dan tentaranya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini