Banyuwangi Setelah 3 Hari Terendam Banjir, Sampah dan Alih Fungsi Lahan Kian Memperparah

Warga Banyuwangi yang tinggal di bantaran Sungai Kalilo harus menderita akibat rumahnya terendam banjir selama tiga hari berturut-turut, sejak Jumat hingga Minggu (10-12/02/20

Muhammad Taufiq
Selasa, 14 Februari 2023 | 09:17 WIB
Banyuwangi Setelah 3 Hari Terendam Banjir, Sampah dan Alih Fungsi Lahan Kian Memperparah
Rumah dua lantai warga Banyuwangi ambruk [Foto: Suaraindonesia]

SuaraJatim.id - Warga Banyuwangi yang tinggal di bantaran Sungai Kalilo harus menderita akibat rumahnya terendam banjir selama tiga hari berturut-turut, sejak Jumat hingga Minggu (10-12/02/2023).

Ketinggian banjir beragam, mulai dari 70 centimeter sampai 1 meter lebih. Banjir ini terjadi setelah hujan mengguyur kawasan itu berhari-hari sejak beberapa hari belakangan ini. Intensitas hujan yang membuat debit air sungai meninggi.

Di sisi lain, kondisi sungai juga kini tidak lagi normal. Menurut General Manager Ijen Geopark Banyuwangi, Abdillah Baraas, banjir adalah siklus alamiah dari alam. Hal itu tidak dapat terelakkan.

Secara alami siklus terjadi dalam kurun waktu puluhan hingga ratusan tahun. Namun peranan manusia mempercepat siklus tersebut. Seperti di Banyuwangi, yang saat ini siklusnya kian memendek. Dalam waktu setahun, banjir bisa sampai dua kali terjadi.

Baca Juga:Banjir Parah Terjang Banyuwangi dan Bondowoso, Ratusan Orang Terdampak

Menurut Abdillah, sungai sebagai jalur lintasan air pasti mengalami pendangkalan. Air yang mengalir dari gunung pasti membawa material sehingga membuat dangkal secara alami. Banjir datang untuk menormalisasi sungai yang dangkal agar dalam kembali.

"Endapan tersebar di bantaran yang implikasinya membuat tanahnya subur, akhirnya banyak tegakan pohon tinggi, kalau sekarang jadi rumah-rumah," kata dia dikutip dari suarajatimpost.com jejaring media suara.com.

Akan tetapi, keteledoran manusia mempercepat siklus tersebut. Seperti alih fungsi lahan, membuang sampah dan masifnya pendirian bangunan di daerah resapan yang tidak memperhatikan konsep arsitektur konservatif.

Abdillah menambahkan, Banyuwangi memiliki topografi wilayah yang kompleks. Memiliki deretan gunung di sebelah barat dan laut di sisi timurnya.

Berdasarkan letaknya, titik banjir terparah di wilayah kota Banyuwangi salah satunya berada di bantaran Sungai Kalilo. Sungai itu menjadi salah satu jalur lintasan yang mengalirkan air dari gunung menuju ke laut.

Baca Juga:Dua Hari Warga Banyuwangi Berjibaku Diterjang Banjir, Rumah Dua Lantai Sampai Ambruk

Permasalahannya, kata Abdillah, berada di titik hulu dimana di wilayah itu telah terjadi perombakan secara masif. Hal itu dapat dilihat di daerah Gantasan (lereng Ijen), lereng Gunung Ranti, Lereng Gunung Merapi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini