SuaraJatim.id - DPW PKB Jatim percaya diri dukungan yang diberikan keluarga besar Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo semakin menguatkan Anies-Muhaimin (AMIN).
Sebelumnya, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, KH Anwar Manshur menyatakan dukungan melalui forum silaturahmi keluarga dan dzurriyah, kiai, ibu nyai, gawagis serta nawaning Pondok Pesantren Lirboyo.
Sekretaris DPW PKB Jatim, Anik Maslachah berterima kasih atas dukungan tersebut.
“Atas nama DPW PKB Jawa Timur kami bersyukur dan berterima kasih atas dukungan dan doa dari Kiai Anwar Manshur, pemangku pondok pesantren Lirboyo. Beliau mendoakan Gus Muhaimin diberikan kemudahan dan kemenangan dalam pencapresan ini. Serta, seruan-seruan yang disampaikan baik untuk warga nahdliyin, juga para santri agar bisa bertekad bersatu untuk memenangkan AMIN," ujarnya dikutip dari Beritajatim.com--media partner Suara.com, Selasa (19/12/2023).
Baca Juga:Baliho Prabowo-Gibran dan Amin di Mojokerto Dapat Peringatan dari Bawaslu, Kok Bisa?
Dukungan tersebut sangat penting, mengingat posisi Kiai Anwar Manshur yang juga sebagai Rois Syuriah PWNU Jatim. Dia menyebut pimpinan Ponpes Lirboyo tersebut sebagai patron ulama di Jatim.
“Beliau adalah kiai khosnya Jawa Timur beliau adalah Rais Syuriah PWNU Jawa Timur. Beliau pengasuh pondok tertua, terbesar yang ada di Jawa Timur, yang santrinya tidak hanya tersebar di Jawa Timur. Bahkan, tersebar hingga keluar negeri pun presentasinya cukup lumayan,” tegas Anik.
Pihaknya meyakini bila dukungan tersebut akan mengajak masyarakat, terutama alumni maupun santri aktif Ponpes Lirboyo untuk ikut.
Profil Ponpes Lirboyo
Ponpes Lirboyo didirikan oleh KH Abdul Karim pada abad ke-20. Kiai Abdul Karim banyak menimba ilmu di beberapa pesantren, seperti di Syaikhona Kholil Bangkalan dan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.
Baca Juga:Deretan Ponpes Terbaik di Jawa Timur yang Layak Jadi Pilihanmu: Ada Gontor hingga Tebuireng
Pada Tahun 1908, beliau menikah dengan putri Kiai Sholeh dari Banjarmlati, Kediri bernama Siti Khodijah. Tahun 1910, Kiai Abdul Karim bersama istri pindah ke Desa Lirboyo.
Dia kemudian mendirikan musala untuk menyebarkan agama Islam. Santri pertama bernama Umar dari Madiun.
Pada tahun 1913, Kiai Abdul Karim mendirikan pondok pesantren di wilayah Lirboyo.