SuaraJatim.id - Pada debat ketiga Pilpres 2024 yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1), calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo sempat menyebut sebuah buku saat merespon pernyataan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto mengenai utang.
“Kita membaca buku Confessions of an Economic Hit Man dari John Perkins, bahwa utang-utang itu bisa mematikan. Maka hati-hati kalau mau utang,” ujar Ganjar.
Prabowo Subianto kemudian menyebut bahwa ia banyak sependapat dengan Ganjar Pranowo terkait ekonomi dan utang luar negeri Indonesia.
"Saya kembali, saya gak ngerti, jangan-jangan guru kita, buku kita sama, pak Ganjar," ungkap Prabowo.
Baca Juga:Singgung Nilai Kepemimpinan di Debat Capres, Prabowo Subianto: Jangan Lain di Mulut, Lain di Hati!
Lantas apa itu buku Confessions of an Economic Hit Man dan siapa pengarangnya?
Buku ini merupakan karangan dari John Perkins dan diterbitkan pada 2004. Sekedar informasi, John Perkins merupakan penulis kelahiran New Hampshire, Amerika Serikat apda 28 Januari 1945.
Ia merupakan jebolan dari Universitas Boston. Nama Perkins mulai dikenal publik setelah ia merilis buku Confessions of an Economic Hit Man.
Secara garis besar, buku ini merupakan catatan Perkins mengenai rekam jejaknya sebagai 'perusak ekonomi'.
Dikutip dari sejumlah sumber, buku ini menceritakan bagaimana Perkins menjalankan tugasnya untuk meyakinkan pemimpin politik dan finansial negara berkembang untuk berutang besar dengan institusi seperti Bank Dunia dan USAID.
Baca Juga:Link Live Streaming Debat Ketiga Capres 2024
Setelah tidak bisa membayar, negara tersebut dipaksa tunduk terhadap tekanan politik dari Amerika Serikat mengenai berbagai masalah.
Perkins menyatakan bahwa negara-negara berkembang dinetralkan secara politik, lalu jurang antara orang kaya dengan miskin diperlebar, dan ekonomi negara-negara tersebut dirusak untuk jangka panjang.
Mengutip dari resume buku ini dari laman resmi MKRI, Perkins menceritakan perjuangan pribadinya dari seorang pelayan kerajaan menjadi pejuang yang gigih untuk hak asasi manusia dan orang-orang tertindas.
Sebagai hasil rekruitmen terselubung oleh United States National Security Agency dan tercantum sebagai penerima gaji dari perusahaan konsultan internasional, dia berkelana ke berbagai pelosok dunia-ke Indonesia, Panama, Ekuador, Kolombia, Saudi Arabia, Iran dan negara strategis lainnya.
Pekerjaannya adalah menerapkan kebijakan yang mempromosikan kepentingan korporatokrasi (koalisi pemerintah, bank dan korporasi) Amerika Serikat, sambil menyatakan minat mengurangi kemiskinan-suatu kebijakan yang sebenarnya mengasingkan berbagai bangsa serta menyebabkan peristiwa 11 September dan meningkatkan Anti-Amerika.
Cerita dari Perkins menjelaskan seberapa jauh dia dan teman-temannya yang mereka sebut sebagai Economic Hit Man bersedia terlibat.
Dia menerangkan, misalnya bagaimana dia membantu penerapan skema yang akan mengucurkan jutaan dolar dari Saudi Arabia kembali le ekonomi Amerika Serikat, sekaligus juga mempererat hubungan fundamentalis di Saudi Arabia dengan pemerintah Amerika.
Perkins memaparkan berbagai cara tersebunyi dari kerajaan untuk mengendalikan sejumlah peristiwa dramatis dalam sejarah, seperti kejatuhan Shah Iran, kematian presiden Panama Omar Torrijos, dan invasi Amerika ke Panama dan Irak.
Confessions of an economic hit man-yang diperingatkan oleh banyak orang agar tidak ditulis-mengemukakan pengetahuan tentang sistem yang memacu globalisasi dan memicu kemiskinan jutaan manusia di seluruh dunia.