SuaraJatim.id - Banjir mengepung Ngawi. Setidaknya ribuhan hektar lahan di 7 kecamatan terendam hingga Minggu (10/3/2024).
Data milik Pemkab Ngawi, banjir disebabkan oleh meluapkan dua sungai bersa, yakni Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mengatakan, banjir tidak terlalu berdampak pada rumah warga. Namun, paling terdampak ialah lahan pertanian.
Banyak sawah warga yang terancam gagal panen. Terutama di wilayah Kwadungan yang padi para petani sudah berusia 70 hari hingga 90 hari.
Baca Juga:Banjir di Balerejo Madiun Capai 1,5 Meter, Ratusan Orang Mengungsi
"Untuk sawah petani di Kecamatan Kwadungan ini masyoritas sudah masuk asuransi ya. Dan, yang terdampak ini memang sudah mau panen semua. Ya semoga dalam sehari bisa surut. Supaya, gabahnya nanti masih bisa dijual," kata Ony dikutip dari Beritajatim.com--partner Suara.com, Minggu (10/3/2024)
Pihaknya mengaku telah mendorong petani untuk mengasuransikan lahan pertanian guna mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Menurutnya, asuransi lahan pertanian tersebut penting untuk mengantisipasi kerugian materiil.
Ony berharap bajjir segera turun. Warga pun tidak mengalami kerugian yang terlalu besar. Sebab, bila ada padai yang bulirnya tertutup genangan air akan menghitam gabahnya. Kondisi tersebut membuat harga jual padi jadi merosot.
"Kalau yang bulirnya belum sampai tergenang banjir, maish bisa diselamatkan," katanya.
Baca Juga:Banjir Mojokerto Meluas, Warga di 7 Kecamatan Terdampak
Sementara itu, data Dinas Pertanian Ngawi, total ada 1.393 hektar lahan pertanian yang terdampak banjir. Sebanyak 1.373 lahan di antaranya merupakan tanaman padi. Sisanya merupakan tanaman jagung.
- 1
- 2