SuaraJatim.id - Perdebatan siapa yang menjadi wakil Khofifah Indar Parawansa masih terus bergulir. Semua punya keinginan untuk menjadi wakil Khofifah dalam pilgub November 2024 nanti. Karena mantan Menteri Sosial RI saat ini menjadi calon terkuat di Jatim.
Emil Elestianto Dardak sudah mengeklaim jika dirinya akan kembali mendampingi Khofifah dalam kontestasi pilgub nanti. Hal itu ia sampaikan saat menghadiri rapat kerja daerah (Rakerda) Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) beberapa waktu lalu.
Dalam acara itu, ketua DPD Demokrat Jatim ini mengklaim jika dirinya akan mendampingi Khofifah bertarung dalam pilgub nanti. “Bisa dibilang, saya masih lanjut jadi wakilnya Bu Khofifah,” katanya.
Sejak awal, Khofifah memang selalu mempunyai keinginan untuk kembali berpasangan dengan Emil di periode keduanya. Bagi Khofifah, ia sangat senang dan nyaman bekerja bersama Emil untuk memimpin Jatim.
Baca Juga:Breaking News! Kecelakaan Maut di Pasuruan: Mobil Ditabrak KA, 3 Orang Tewas
Memang banyak perubahan yang dilakukan keduanya selama memimpin Jatim di periode pertamanya. Salah satu fokusnya adalah menurunkan tingkat kemiskinan. Khususnya di lingkup pedesaan. Karena dinilai ada kesenjangan masyarakat pedesaan dan di perkotaan.
Walau sudah purna tugas sebagai gubernur dan wakil gubernur Jatim, hingga saat ini keduanya masih fokus peningkatan ekonomi pedesaan. Pergerakan itu mereka lakukan melalui Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI).
Emil mengatakan, perangkat desa menjadi garda terdepan yang fokus menurunkan tingkat kemiskinan di pedesaan. Awal kepemimpinan mereka, kesenjangan kemiskinan antara perkotaan dan pedesaan awalnya sekitar angka delapan persen.
Tetapi usai ia menjabat, angka itu pun turun. Berada di kisaran angka enam persen. “Tentunya kami berharap PPDI dapat menjadi garda terdepan untuk bisa terus menurunkan kemiskinan di pedesaan,” kata ketua DPD Demokrat Jatim itu.
Pemprov Jatim di eranya, sangat berkomitmen terhadap kesejahteraan, produktivitas, serta kondusifitas kerja segenap perangkat desa. Karena itu ia sangat mengapresiasi PPDI dan insan perangkat desa.
Karena kebanggaannya terhadap PPDI, walau telah purna tugas, dirinya dan Khofifah komitmen untuk terus bersama PPDI Jatim. Banyak catatan positif yang sudah ditorehkan antara Pemprov Jatim dan PPDI.
“Banyak sekali ikhtiar yang kami lakukan seperti pada saat penanganan Covid-19, penyaluran bansos, dan langkah-langkah penanganan lain. Kita benar-benar bekerja sangat erat dengan rekan-rekan perangkat desa,” sambungnya.
Karena itu, menurutnya lima tahun memimpin Jatim tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan di provinsi itu.
Pemprov Jatim di bawah pimpinan Khofifah-Emil sering kali melakukan koordinasi dan meluncurkan berbagai program. Tujuannya untuk meningkatkan kondusifitas kerja perangkat desa.
Emil ingin, catatan positif tersebut dapat semakin ditingkatkan. Serta dapat diimbangi dengan partisipasi aktif dari pemerintah kabupaten yang ada di Jawa Timur. Salah satu strategi yang perlu dimaksimalkan adalah meningkatkan sinergi anggaran antara provinsi dan kabupaten.
“Kalau tidak diimbangi peran dari pemkab untuk ikut bersama-sama melakukan, istilahnya co-funding atau co-financing akan sulit mencapai target-target yang kita harapkan,” tegas mantan bupati Trenggalek tersebut.
Ketua PPDI Jawa Timur Sutoyo M. Muslih menekankan, PPDI Jatim telah menyaksikan langsung pembangunan desa di masa Khofifah-Emil. PPDI Jatim juga mengapresiasi tindakan nyata yang dilakukan keduanya semasa menjabat. Karena telah memberi perhatian terhadap kesejahteraan para perangkat desa.
“Mudah-mudahan karena Jatim sekarang sudah nyata terlihat hasilnya selama dipimpin beliau berdua, kita doakan beliau berdua masih bisa bersama lagi di periode selanjutnya,” katanya lagi.