Berselang beberapa waktu lalu, EN bertemu dengan EMS di Ciputra World Mall dan saling berkenalan dan berinteraksi sebagai teman biasa.
Kemudian EN mendapatkan pesan dari EMS yang isinya ancaman dan menuntut permintaan maaf secara tertulis dan di video.
“Karena anak saya tidak mengerti maksud dari EMS meminta pendapat kepada saya. Dan saya melarang untuk merespon apalagi keduanya masih di bawah umur,” kata Wandharto.
Ibu kandung EN, Ria mengaku berinisiatif menjemput putranya tersebut di sekolah saat kejadian pada 21 November 2024. Sampai di SMA Gloria 2, IV bersama sekelompok orang sudah ribut.
Baca Juga:Sempat Bikin Geger, Begini Ending Aksi Pria Paksa Siswa SMA di Surabaya Sujud dan Menggonggong
“Saat saya menanyakan kepada salah satu orang, dia bilang kalau EMS yang diakui sebagai adiknya mendapat bully-an (perundungan) dari anak saya, kemudian saya jelaskan secara baik-baik. Lalu, orang berinisial DE ini menghubungi IV, saat tiba di sekolahan IV langsung marah-marah, kami berusaha berbicara secara baik-baik,” katanya.
Tidak mau semakin ramai, Ria pun meminta anaknya menuruti permintaan dari IV.
Gaduh tersebut kemudian diketahui pihak sekolah yang meminta kedua belah pihak untuk bermediasi. Di Dalam ruangan, IV disebut meminta EN kembali minta maaf dan menggonggong.
“Penyesalan saya paling dalam saat ini, tidak bisa melindungi anak saya dan membiarkannya untuk bersujud dan menggonggong, saya sangat sakit hati anak saya diperlakukan seperti itu. Setelah itu saya tidak sadarkan diri dan harus dirawat di rumah sakit,” katanya.
Baca Juga:10 Rumah di Surabaya Hangus Terbakar Hanya dalam 32 Menit