SuaraJatim.id - Hari kedua pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) khususnya di SD Taquma Surabaya, memunculkan permasalahan baru.
SD yang berada di Jalan Jemur Ngawinan Surabaya ini ternyata beberapa siswanya memiliki alergi pada makanan tertentu, salah satunya lauk ayam, yang dua hari ini disajikan untuk MBG.
Kepala Sekolah SD Taquma Nur Rohmatul Izzah menjelaskan pendistribusian MBG di sekolahnya berjalan lancar, meski ada beberapa kendala. Beberapa siswanya memiliki alergi.
Terkait alergi, Nur menjelaskan bahwa pada hari pertama ada 31 siswa yang mengalami reaksi alergi ringan. Hari ini ada dua anak yang mengalami reaksi alergi mengonsumsi ayam.
Baca Juga:Menantu Durhaka! Sempat Melarikan Diri Usai Tusuk Mertuanya, Pria Surabaya Diringkus Polisi
Namun, hal ini tidak menjadi masalah besar karena orang tuanya mengirim membawa bekal makanan dari rumah ke sekolah untuk anaknya.
Sekadar diketahui, di menu MBG hari pertama ada nasi, ayam saus teriyaki, tongseng buncis, dan buah semangka. Sedangkan hari kedua berubah ayam kecap, tongseng buncis, dan tahu.
"Alergi ringan ada dua siswa hari ini, jadi tidak boleh makan ayam dalam porsi banyak. Makanan laut lebih sering terjadi pada siswa sini, tetapi program MBG tidak menyediakan makanan laut," ujar Nur Rohmatul, Selasa (14/1/2025).
Selain alergi ayam, beberapa juga alergi dengan seafood, dan beberapa hari kedepan, menu MBG dipastikan berupa ikan. Meski begitu untuk siswa yang memiliki alergi, pihak sekolah memberikan penanganan sementara dengan memberikan susu atau makanan pengganti yang dibawa dari rumah.
Muncul lagi salah satu permasalahan, yakni tentang porsi MBG, karena bisa diketahui porsi makanan dengan umur yang berbeda dipastikan berbeda juga porsinya. "Bahkan ada siswa kelas 5 yang kekurangan nasi dan membawa nasi dari rumah. Saya minya porsi nasi di dalam menu MBG ditambah," imbuhnya.
Baca Juga:Apes! Cerita Remaja Surabaya Ditawari Pekerjaan Klik 'Like' Medsos, Justru Kehilangan Belasan Juta
Sekolah menyediakan buku khusus (evaluasi) untuk mencatat setiap hari menu yang diterima dan jumlahnya.
"Memang satu sekolah dikasih 1 tester.Di sekolah memang sudah menyediakan buku evakuasi untuk ditulis oleh guru yang mendapatkan tester setiap harinya. Semisal kemarin ada siswa yang tidak suka wijennya, tapi sekarang ada yang senang. Namun hari ini tidak ada yang mengeluh," ungkapnya.
Selain itu, waktu pengiriman dari MBG ini cukup jauh waktunya dengan jam istirahat, sehingga makanan saat disajikan pada siswa sudah mulai dingin. "Saya meminta ke petugas dari BGN untuk menyesuaikan waktu pengiriman dengan jam istirahat siswa," tandasnya.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa