Pesan untuk Arek-Arek Surabaya: Jangan Perang Sarung, Hukuman Menanti Bagi yang Nekat

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya intens melakukan patroli dan razia untuk mencegah perang sarung.

Baehaqi Almutoif
Minggu, 09 Maret 2025 | 09:21 WIB
Pesan untuk Arek-Arek Surabaya: Jangan Perang Sarung, Hukuman Menanti Bagi yang Nekat
Dokumentasi para remaja terkena hukuman merawat ODGJ di Liponsos Surabaya. [Ist]

SuaraJatim.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya intens melakukan patroli dan razia untuk mencegah perang sarung di kalangan anak-anak selama bulan Ramadan 1446 Hijriah. Mereka yang tertangkap akan diberi hukuman merawat ODGJ yang ada di Liponsos Surabaya.

Bersama Kepolisian dan TNI, Satpol PP Kota Surabaya akan berpatroli setiap hari guna mengantisipasi aksi yang cukup meresahkan warga Surabaya tersebut.

"Itu yang lakukan dengan teman-teman Kepolisian, TNI, dan Satpol PP yang setiap hari berputar (patroli)," ujar Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.

Selain tindakan patroli, Pemkot Surabaya melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) juga melakukan sosialisasi di tingkat RW. Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai toleransi, kebangsaan, serta menghilangkan kebiasaan perang sarung yang kerap terjadi, termasuk aksi geng motor.

Baca Juga:Dicurigai untuk Judi, Satpol PP Bongkar 7 Bekupon di Gubeng Masjid Surabaya

"Nah, kegiatan Bakesbangpol salah satunya adalah di RW-RW. Bagaimana ada toleransi, bagaimana ada kebangsaan dan menghilangkan perang sarung, juga salah satunya dengan geng motor," terang Eri.

Meski demikian, Wali Kota Eri mengakui bahwa aksi perang sarung masih terjadi meskipun razia terus dilakukan. Sebab, ketika petugas selesai melakukan razia pukul 03.00 WIB, perang sarung di kalangan anak-anak terjadi pukul 04.00 WIB. "Nah, jadi (razia) ini harus dilakukan terus," imbuhnya.

Karena itu, Eri menekankan bahwa partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam menekan aksi perang sarung di Surabaya. Menurutnya, tidak cukup jika hanya mengandalkan aparat keamanan tanpa keterlibatan aktif warga.

"Jadi yang saya harapkan adalah partisipasi masyarakat. Kalau masyarakat tidak ada partisipasinya, jangan harap kota itu berkembang dan bahagia. Kalau hanya mengandalkan TNI, Polri dan pemerintah, tidak bisa," tegasnya.

Nah, salah satu bentuk partisipasi yang diharapkan Wali Kota Eri adalah peran orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka. Misalnya, orang tua melarang anak-anak keluar rumah saat dini hari atau sebelum sahur. "Kalau sebelum waktunya sahur (anak-anak) tidak diperbolehkan keluar. Itu kan salah satu menjaga," bebernya.

Baca Juga:Detik-detik Begal Sadis Ditembak Mati di Surabaya, Pelaku Sempat Keluarkan Celurit

Ia juga menegaskan bahwa upaya pencegahan kenakalan remaja tidak selalu harus berbasis materi, melainkan bisa dengan pendekatan kasih sayang dalam mendidik anak. "Paling tidak dengan kasih sayangnya, anak tidak diperbolehkan keluar, itu sudah menjaga agar (anak-anak) tidak perang sarung," tambahnya.

Bagi anak-anak yang tertangkap terlibat dalam perang sarung, Pemkot Surabaya menerapkan sanksi edukatif. Mereka akan dibawa ke Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) untuk membantu merawat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sebagai bentuk pelajaran moral.

"Sanksinya nanti dibawa ke liponsos, memandikan ODGJ, suruh bersihkan kamarnya. Mereka itu kan masih anak-anak yang butuh kasih sayang, tapi mereka itu butuh melihat orang-orang yang masih kurang beruntung," ungkap dia.

Selain mengajak mereka ke Liponsos Keputih, Pemkot Surabaya juga menerapkan sanksi berupa kunjungan ke makam sebagai bentuk refleksi diri. "Sanksinya dibawa ke kuburan. Melihat kuburan, untuk menyadarkan mereka, misal bagaimana kalau orang tua mereka meninggal nanti siapa yang akan merawat mereka," jelasnya.

Ia kembali menegaskan bahwa pendekatan yang digunakan bukanlah hukuman keras, melainkan cara menyadarkan anak-anak agar tidak mengulangi perbuatannya.

"Ya kita memang sentuh dari hati. Kalau anak ini dimarahi malah tidak jadi apa-apa. Kita tetap disiplin tapi hukumnya juga untuk menyadarkan, bukan hukuman untuk semakin merusak mereka dan menjadi dendam," tandasnya.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak