SuaraJatim.id - Bukannya melindungi, ayah di Jombang ini justru menghancurkan masa depan anak tirinya. Pria berinisial SR (38), warga Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang tega mencabuli anak tirinya.
Aksi bejat yang telah dilakukan selama belasan tahun tersebut akhirnya terungkap setelah korban bercerita ke keluarga. Korban tak tahan dengan kelakuan pelaku yang sehari - hari bekerja sebagai tukang parkir itu.
Perbuatan bejat SR dilakukan sejak anak tirinya, yang kini berusia 17 tahun, masih duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar.
Semua bermula saat SR menikahi ibu korban pada 2016. Ketika itu korban masih duduk di sekolah dasar. Aksi bejat pelaku dilancarkan sejak tinggal di Kecamatan Tembelang hingga pindah ke Peterongan.
Baca Juga:Terungkap Fakta Baru Kasus Pencabulan Eks Ketua Ormas di Surabaya, Ternyata Sudah Lama
“Jadi kalau dari informasi yang saya dapat, perbuatannya itu saat pelaku masih tinggal di wilayah Tembelang, sampai kemudian dia pindah ke Peterongan,” ujar N, warga Kecamatan Peterongan dilansir dari Metaranews.co --- partner Suara.com , Rabu (19/3/2025).
Pelaku memaksa korban melayani nafsu bejatnya ketika sang ibu tidak ada di rumah. Korban tidak bisa melawan karena ancaman dari pelaku.
Saat melancarkan aksinya, pelaku mengancam akan dibunuh hingga tidak dibiayai sekolah. “Kalau korban tidak mau, diancam akan dibunuh atau tidak dibiayai sekolah, dan dia juga dilarang memberitahu ibunya,” kata N.
Rupayanya korban merasa aksinya tersebut aman - aman saja, sehingga terus mengulangnya ketika ada kesempatan.
Kelakuan bejat pelaku sudah berlangsung banyak kali, dengan rentan waktu 17 tahun. Selama itu pelaku terus melakukan aksi bejatnya terhadap anak tirinya.
Baca Juga:Viral Ketua Ormas di Surabaya Ditangkap Polisi, Diduga Terkait Kasus Dugaan Pencabulan Anak
Hingga akhirnya aksinya terbongkar pada awal Tahun 2025. Setelah korban lulus SMA, kemudian memberanikan diri bercerita kepada salah satu anggota keluarganya. “Jadi setelah dia mulai dewasa, akhirnya baru berani cerita ke keluarganya, yang kemudian dilaporkan ke bapak kandungnya,” katanya.
Keluarga korban yang terkejut dengan kelakuan bejat SR lalu melaporkan kejadian itu ke kepolisian. Pihak berwajib segera menindaklanjuti dengan menangkap pelaku.
“Informasinya pelaku sudah ditangkap, semingguan lalu kalau tidak salah,” jelasnya.
Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra mengakui telah menangkap SR beberapa waktu lalu. Saat ini pelaku sedang menjalani penyidikan di kantor polisi.
“Benar, memang ada penangkapan itu, pelaku masih diperiksa lebih lanjut,” terang Margono.
Kini, pelaku hanya bisa menyesali perbuatannya dan terancam hukuman penjara. SR harus mendakam di balik jeruji besi.
Polisi menjerat pelaku dengan Pasal 81 UU RI No 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU RI No 1 Tahun 2016 jo pasal 76D UU RI No 35 Tahun 2014 perubahan atas UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Hukuman yang dikenakan paling lama 15 tahun dan denda paling banyak RpS.000.000.000,00 atau lima miliar rupiah.
Margono juga menegaskan jika pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka dan saat ini ditahan. “Untuk statusnya sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan,” tandasnya.
Sebelumnya, seorang eks ketua organisasi masyarakat (ormas) di Surabaya juga diamankan Polda Jatim terkait kasus dugaan asusila terhadap anak tirinya.
Pelaku ditangkap kepolisian usai diduga melakukan aksi pencabulan terhadap anak tirinya berinisial S.
Berdasarkan pemeriksaan kepolisian diketahui jika pelaku telah berbuat menyimpang sejak 2023, atau tepat setahun setelah menikah dengan ibu korban.
Fakta tersebut diungkap oleh Dirreskrimum Polda Jatim Kombespol Farman. Dia mengungkapkan, aksi bejat pelaku sudah dilakukan sejak 2023. Hal itu berdasarkan keterangan dari korban.
Pelaku merayu agar korban berkenan untuk dicium oleh Rosuli. Pelaku juga mengiming-imingi uang agar anak tirinya berkenan dicium. Dengan syarat korban dilarang memberitahu sang ibu kandung terkait perbuatan tersangka.
"Sering (merayu) sembari memberi uang Rp50 ribu sampai Rp100 ribu," kata Farman.