- Kisah Abu Jahal ingin lempar Nabi gagal, Allah lindungi Rasul dari niat jahat kaum Quraisy.
- Surat Yasin 7–9 gambarkan orang kafir dibelenggu kesombongan hingga buta dari jalan hidayah.
- Pelajaran: Allah selalu melindungi, kesombongan menutup hati, dakwah harus terus berjalan.
SuaraJatim.id - Surat Yasin sering disebut sebagai jantung Al-Qur’an karena kandungannya yang menyentuh inti akidah Islam: keesaan Allah, kenabian, dan hari akhir.
Namun, di balik turunnya beberapa ayat dalam surat ini terdapat kisah dramatis yang melibatkan musuh besar Nabi, yaitu Abu Jahal.
Sebagaimana dikutip dari YouTube Raos Studio, peristiwa tersebut menjadi bukti nyata bagaimana Allah melindungi Rasul-Nya dari niat jahat kaum Quraisy.
Abu Jahal dan Batu Kebencian
Baca Juga:Dihantui Banyak Masalah? Baca Yasin Fadilah 7 Kali, Ini Panduannya
Abu Jahal dikenal sebagai salah satu penentang utama dakwah Nabi Muhammad ﷺ. Ia pernah bersumpah, jika melihat Nabi sedang shalat di sekitar Ka’bah, ia akan menghantamkan batu besar ke kepala beliau.
Kesempatan itu pun datang. Saat Nabi sedang sujud, Abu Jahal mendekat dengan batu besar di tangannya. Namun, ketika batu hendak dilemparkan, tiba-tiba tangannya gemetar, batu itu terlepas, dan ia kembali kepada kaumnya dengan wajah pucat ketakutan.
Tidak berhenti di situ, seorang lelaki dari Bani Mahzum mencoba melanjutkan niat buruk Abu Jahal. Ia mengangkat batu besar dan bertekad melempar Nabi.
Akan tetapi, Allah membuat matanya buta seketika. Dalam kebingungan, ia bahkan merasa seolah ada hewan buas yang siap menerkamnya jika tetap meneruskan niat itu. Kisah ini menegaskan, betapapun besar kebencian orang kafir Quraisy, mereka tidak berdaya melawan perlindungan Allah.
Gambaran dalam Surat Yasin Ayat 7–9
Baca Juga:Teks Surat Yasin Ayat 1-83 PDF, Baca di Malam Rabu Wekasan
Peristiwa ini kemudian tergambar dalam firman Allah pada Surat Yasin ayat 7–9:
“Sungguh, pasti berlaku perkataan (hukuman) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman (7). Sungguh, Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah (8). Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka sekat pula, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat (9).”
Ayat-ayat ini menggambarkan kondisi kaum kafir Quraisy yang keras kepala menolak kebenaran. Mereka seolah dibelenggu sehingga tidak bisa bergerak bebas, tidak bisa menunduk, dan tidak mampu melihat jalan hidayah.
Tafsir Ayat Ketujuh Hingga Sembilan
Dalam Tafsir Al-Ibriz dan Tafsir Hamami, ayat ketujuh ditujukan untuk menenangkan hati Nabi Muhammad ﷺ. Allah mengingatkan bahwa memang ada orang-orang yang ditakdirkan menolak iman, seperti Abu Jahal, Utbah, Syaibah, dan al-Walid bin al-Mughirah.
Penentangan mereka bukanlah kegagalan Nabi dalam berdakwah, melainkan bagian dari takdir Allah. Karena itu, Rasul tidak perlu bersedih hati menghadapi penolakan keras tersebut.