- Kisah Abu Jahal ingin lempar Nabi gagal, Allah lindungi Rasul dari niat jahat kaum Quraisy.
- Surat Yasin 7–9 gambarkan orang kafir dibelenggu kesombongan hingga buta dari jalan hidayah.
- Pelajaran: Allah selalu melindungi, kesombongan menutup hati, dakwah harus terus berjalan.
Masuk ke ayat kedelapan, Tafsir Al-Misbah menjelaskan gambaran orang kafir yang keras kepala itu. Mereka bagaikan orang yang di lehernya terpasang belenggu kuat yang diikat sampai ke dagu, membuat kepalanya tertengadah ke atas. Kondisi ini menjadikan mereka kaku, tak bisa menoleh ke kiri atau ke kanan.
Kata muqmahun yang berarti “tertentang ke atas” sering dipakai untuk melukiskan unta kehausan yang ingin minum, namun kepalanya terikat sehingga tak bisa menunduk. Gambaran ini begitu kuat: orang kafir Quraisy sesungguhnya haus akan kebenaran, tetapi kesombongan mereka membuat mereka tak mampu meraihnya.
Menurut Tafsir Al-Qurthubi, ayat kedelapan melukiskan sikap takabbur orang kafir. Mereka seperti seseorang yang tangannya terikat kaku ke leher, sehingga kepalanya terangkat tinggi.
Posisi ini menunjukkan kesombongan, ketidakmampuan untuk menunduk, serta keengganan menerima kebenaran. Mereka dibelenggu bukan oleh rantai besi, tetapi oleh kesombongan hati mereka sendiri.
Baca Juga:Dihantui Banyak Masalah? Baca Yasin Fadilah 7 Kali, Ini Panduannya
Ayat kesembilan mempertegas bahwa Allah membuat penghalang di depan dan belakang orang kafir, lalu menutup mata mereka. Tafsir Al-Qurthubi meriwayatkan dari Muqatil tentang peristiwa Abu Jahal.
Batu yang hendak dilemparkan jatuh begitu saja, sementara orang Bani Mahzum yang mencoba menggantikannya justru dibutakan penglihatannya.
Kegagalan berulang ini memperlihatkan bagaimana Allah menjaga Rasulullah ﷺ dari segala upaya keji musuh-musuhnya. Mereka mungkin bisa menyusun rencana, tetapi Allah-lah yang menentukan hasil akhirnya.
Hikmah dari Kisah Abu Jahal
Kisah Abu Jahal yang gagal melempar Nabi Muhammad ﷺ memberikan banyak pelajaran:
Baca Juga:Teks Surat Yasin Ayat 1-83 PDF, Baca di Malam Rabu Wekasan
1. Perlindungan Allah nyata adanya. Setiap ancaman terhadap Nabi dibalas dengan kekuasaan Allah.
2. Kesombongan adalah belenggu hati. Orang yang keras kepala menolak kebenaran akan kehilangan arah, seakan-akan matanya buta dan pikirannya tertutup.
3. Dakwah tidak boleh berhenti. Meski ditentang habis-habisan, Rasulullah ﷺ tetap melanjutkan risalahnya dengan penuh kesabaran.
Sejarah turunnya ayat 7–9 dalam Surat Yasin bukan sekadar catatan masa lalu, melainkan pengingat sepanjang zaman. Abu Jahal dan kroninya menjadi contoh bagaimana kesombongan dapat menutup jalan hidayah, sementara perlindungan Allah selalu bersama orang yang beriman. Kisah ini seharusnya meneguhkan hati kita: tidak ada kekuatan sebesar apa pun yang bisa menghalangi kebenaran bila Allah sudah berkehendak.
Kontributor : Dinar Oktarini